JAKARTA - Pernyataan Ustaz Yahya Waloni tentang sengaja menabrak seekor anjing karena najis menuai kontroversi. Banyak yang mengaku geram hingga mengajak adu gagasan. Padahal, banyak yang yakin anjing adalah binatang pintar. Salah satunya, pemain film Acha Septriasa.
Film June dan Kopi memberi pengalaman baru untuk Acha dalam menghadapi anjing. Bukan karena najis, Acha punya alasan kenapa sempat takt dengan anjing.
"Sebelum syuting, aku sebenarnya nggak terlalu deket sama hewan, hewan apapun. Waktu SD itu pernah tinggal di rumah nenek. Di salah satu gang yang mau ke arah rumah nenek itu ada anjing herder. Kalau aku lewat situ, emosi aku poasti sudah ketahuan deh kebaca sama anjingnya. Kelas satu SD aku pulang sendirian, waktu itu aku saking takutnya dikejar sama anjing itu, sampai ngerobekin rok aku, aku sampai naik ke tiang listrik, kayak kartun gitu. Aku bener-benar takut, jadi aku terus berfikir anjing semenyeramkan itu," kenang Acha saat berbincang virtual dengan VOI beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
Setelah main film June dan Kopi, Acha merasa semua tergantung pikiran manusia. Tergantung pikiran dan cara mengendalikan emosi. Kalau niatnya berkasih sayang pada hewan apapun hewannya pasti semuanya akan baik juga.
"Nggak ada namanya takut dan binatang buas. Kalau bianatang buas nggak bisa dikasih hati, ya nggak ada yang jadi pawang dong di kebun binatang. Kita tuh bisa berbaik hati sama mereka, dan mereka bisa merasakan emosi kita. Pandangan aku setelah main film ini beda banget, malah lebih dekat ke binatang tetangga aku di Australia sini," jelasnya.
Memang dalam film June dan Kopi, Acha harus berinteraksi aktif dengan anjing. Karena pemain utama film ini adalah anjing. Cukup lama film Indonesia tidak mengangkat genre film drama yang menggunakan binatang sebagai pemain utama sehingga Acha antusias dengan film yang tayang di Netflix ini.
"Anjing itu pintar, bisa dilatih. Bahkan anjing yang main sama aku itu bisa membendakan kapan waktu akting sama break. Pas akting itu dia mendekat, tapi pas break dia balik ke pelatihnya lagi," kenang Acha Septriasa.