Cerita Acha Septriasa Trauma Dikejar Anjing Hingga Naik Tiang Listrik
Acha Septriasa (Foto Koleksi Acha Septriasa, Fotografer @Deppitco)

Bagikan:

JAKARTA - Film June dan Kopi memberi pengalaman baru untuk Acha Septriasa. Film yang pemain utamanya bukan manusia melainkan anjing bernama June dan Kopi ini membuat Acha teringat pengalaman waktu kecilnya dikejar anjing. Memang dalam film June dan Kopi, Acha harus berinteraksi aktif dengan  anjing. 

Sebelum syuting, Acha mengaku tidak  terlalu deket dengan binatang apapun. Apalagi anjing, karena Acha pernah punya pengalaman traumatik dikejar anjing. 

"Waktu SD itu pernah tinggal di rumah nenek. Di salah satu gang yang mau ke arah rumah nenek itu ada anjing herder. Kalau aku lewat situ, emosi aku poasti sudah ketahuan deh kebaca sama anjingnya. Kelas satu SD aku pulang sendirian, waktu itu aku saking takutnya dikejar sama anjing itu, sampai ngerobekin rok aku, aku sampai naik ke tiang listrik, kayak kartun gitu. Aku bener-benar takut, jadi aku terus berfikir anjing semenyeramkan itu," kenang Acha saat berbincang esklusif dengan VOI lewat video call, Jumat, 29 Januari. 

Setelah main film June dan Kopi, Acha merasa semua tergantung pikiran  manusia. Tergantung pikiran dan cara mengendalikan emosi. Kalau niatnya berkasih sayang pada hewan apapun hewannya pasti semuanya akan baik juga. 

"Nggak ada namanya takut dan binatang buas. Kalau bianatang buas nggak bisa dikasih hati, ya nggak ada yang jadi pawang dong di kebun binatang. Kita tuh bisa berbaik hati sama mereka, dan mereka bisa merasakan emosi kita. Pandangan aku setelah main film ini beda banget, malah lebih dekat ke binatang tetangga aku di Australia sini," jelasnya.  

Acha Septriasa (Foto Koleksi Acha Septriasa, Fotografer @Deppitco) 

Meskipun sempat ragu pada saat ditawari main film ini, Acha bersyukur  karena ternyata film ini jadi film favorit anaknya. "Setelah aku kemarin nonton, film ini mempunyai maksud yang membuat aku merasa bersyukur aku main di film ini. Sambutan masyarakat pada film ini ya di luar dugaan, banyak ngasih opini yang bagus-bagus, mereka kasih support, dan terimakasih sudah menjadi bagian dari film yang sudah lama nggak pernah dibuat. Anak aku Brigia sudah megakui film ini sebagai film favoritnya. Aku sebagai ibu senang banget akhirnya bisa kasih tontonan film yang aku kira cocok sama umurnya. Ya aku bersyukur banget," tegasnya. 

Buat penonton yang belum nonton, Acha Septriasa punya pesan khusus supaya nggak usah berekspektasi apapun ketika nonton. "Film ini simpel seperti  kasih sayang. Bagaimana proses menemukan sahabat selain manusia, pada binatang. Bagaimana bisa berdampingan dengan alam. Kamu bisa  merefleksi diri kamu sebagai manusia di dunia ini, bagaimana kamu  memperlakukan makluk-makluk lain di dunia ini," katanya.