Biar Nggak Menyebabkan Burnout, Kenali 5 Batasan Menjadi Pendengar yang Baik
Ilustrasi batasan menjadi pendengar yang baik biar nggak menyebabkan burnout (Freepik/stockking)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Menjadi pendengar yang baik, dapat menjalin relasi yang sehat. Tetapi penting untuk mengenali batasannya supaya tidak menyebabkan diri sendiri mengalami burnout atau kelelahan. Lebih penting dipahami, sebijak dan sebaik apapun Anda, tetap penting mendapatkan perlakuan yang baik serupa hal yang Anda berikan kepada orang terdekat Anda. Seperti saat Anda menjadi pendengar yang baik dan membantu orang lain menyelesaikan masalahnya. Anda juga berhak mendapatkan perhatian, setidaknya orang lain bisa memahami posisi Anda saat terpuruk.

Selain mendapatkan hal serupa, Anda juga tak perlu mengabaikan perasaan diri sendiri untuk menjadi pendengar yang baik. Yvonne Castaňeda, MSW., LICSW., clinical social worker yang fokus pada dukungan terapeutik dan treatment bagi penderita trauma kompleks, menyarankan untuk menetapkan batasan saat menjadi pendengar yang baik, diantaranya berikut ini.

batasan menjadi pendengar yang baik biar nggak menyebabkan burnout
Ilustrasi batasan menjadi pendengar yang baik biar nggak menyebabkan burnout (Freepik)

1. Menegaskan posisi dan peran

Menjadi pendengar yang baik dalam ruang tertentu, seperti hubungan kerja, pertemanan, cinta, keluarga, tentu memiliki peran yang berbeda. Maka penting untuk menegaskan pada diri sendiri, bagaimana Anda harus merespon sesuai ruang dan peran Anda. Menjadi pendengar yang baik, tidak menghakimi dan mengambil tindakan langsung hingga mengabaikan kebutuhan personal Anda. Menjadi pendengar yang baik, Anda mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Tetapi jangan sampai mengabaikan diri. Kalau lelah, boleh mengambil jarak sementara sebagai reaksi, tetapi jangan anggap sebagai solusi.

2. Kembangkan kesadaran

Mungkin Anda masuk ke mode “pemecahan masalah” saat orang lain mengalami masalah. Ini akan membuat Anda lelah, apalagi jika orang lain mengabaikan nasihat Anda. Dalam dinamika tersebut, mungkin Anda merasa kecewa dan marah, karena Anda diabaikan bahkan orang yang menerima nasihat tidak menghubungi Anda. Maka saran Castaňeda, identifikasi, terima, dan maafkan semua peran Anda dalam menciptakan dinamika tersebut.

3. Jadi pendengar yang merasakan dan bukan “pemecah masalah”

Empati akan mengalahkan solusi. Artinya, berempati terhadap apa yang dirasakan seseorang lebih membantu daripada menawarkan solusi. Anda tetap bisa menjadi pendengar yang baik tanpa mendorong mereka fokus pada hal positif. Misalnya dengan berempati dan mengucapkan “Aku belum pernah mengalami situasi sepertimu, tapi tahu bagaimana rasanya merasakan kesedihan”.

4. Berikan perspektif bukan solusi

Terkadang orang butuh berbicara dengan orang lain untuk mengetahui apa yang mereka pikirkan. Maka tawarkan perspektif Anda dan jelaskan situasi berdasarkan pengalaman Anda sendiri. Dengan cara ini, Anda tetap menjadi pendengar yang baik sekaligus mencegah Anda mengembangkan ekspektasi apapun tentang hasilnya.

5. Merangkul ketidaknyamanan diri sendiri

Jika Anda terbiasa menjadi “pemecah masalah”, Anda akan merasa tidak nyaman dengan mengubah pendekatan dan mungkin muncul sedikit rasa bersalah. Castaňeda menyarankan, rangkullah ketidaknyamanan Anda. Melansir Psychology Today, Senin, 27 November, merangkul ketidaknyamanan berarti memberi kesempatan diri untuk berkembang.

Di atas merupakan kelima batasan saat dipercaya menjadi pendengar yang baik. Ini juga penting dikembangkan supaya Anda tidak kelelahan dengan menjadi “pemecah masalah” orang lain tetapi mengabaikan kesejahteraan emosional diri sendiri.