Bagikan:

JAKARTA - Pangeran Lantang sekilas terdengar asing bagi penonton Indonesia, namun ketika melihat wajahnya mungkin Anda mulai merasa tidak asing. Tahun 2021 ia merupakan salah satu pemeran dalam serial Antares.

Tahun ini, ia berakting lewat film layar lebar berjudul Nona Manis Sayange. Film romansa yang menggabungkan dengan budaya ini menceritakan Akram (Pangeran Lantang) yang bertemu dengan teman kecilnya Sika (Haico van der Heken). Keduanya mulai menyukai satu sama lain, namun ayah Sika melarang anaknya untuk melanjutkan hubungan dan menjodohkan Sika dengan pria lain.

“Akram ini karakternya dia polos banget. Karena kepolosannya ini, dia ada dongonya terus dia baik, tulus, ikhlas kalau nolongin orang segala macam. Akram ini ada sisi kejelekan yang menurut aku cukup mengganggu karena dia terlalu memikirkan orang lain ketimbang dirinya sendiri dan Akram ini juga warga Labuan Bajo asli,” kata Pangeran Lantang kepada VOI dalam sebuah wawancara.

Awalnya, Pangeran mengaku menerima film Nona Manis Sayange karena membayangkan Labuan Bajo. Seiring waktu, dia merasa bahwa film ini menghadirkan sesuatu yang baru dan berbeda baginya mulai dari pendalaman karakter hingga proses syutingnya.

“Aku kadang suka merasa lihat orang famous tuh udah bukan jadi dirinya sendiri tapi pas ketemu Haico, anaknya bisa diajak kerja sama, senang kerja sama dia karena saling support. Karena kita sama-sama gak bisa bahasa Labuan Bajo. Haico’s the best!” kata Pangeran.

Pangeran Lantang (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Ini merupakan film ketujuhnya selama berkarier, tapi dengan lantang ia mengklaim Nona Manis Sayange adalah proyek yang sangat berarti bagi kariernya. Ia masih ingat proses syuting setahun lalu yang dijalani bersama 30 kru dan para pemain.

“Kalau bukan karena Tuhan, enggak bisa deh aku merasakan kru dan pemain di sini membantu aku dari segi apapun. Kita juga susah senang bareng bukan sekadar omong. Ini tuh krunya sedikit mungkin karena itu juga jadi dekat dan hari-hari tertentu kita pasti ketemu dan satu kapal penginapan sama kru,” kata Pangeran Lantang.

“Benar-benar dekat sedekat itu, bayangin di kota kecil survive bareng. Enggak bisa makan bareng. Sempat ada satu momen naik 800 anak tangga pemain juga bawa dan sempat kita telat datang dan kita kelaparan bareng dan air putih gak ada,” katanya.

Sejak awal berbicara, pria bernama asli Denzel Jordan Pangeran itu merasa benar-benar menjadi aktor selama 2 tahun ini. Padahal ia sudah berakting sejak kecil, kenapa?

“Kalau dibilang dari kecil, memang dari kecil cuma lebih karena disuruh mama karena mama kerjanya di balik layar. Waktu pas aku sekolah, mama selalu “udahlah coba syuting”. Enggak pernah casting malah!” cerita Pangeran dengan antusias.

“Waktu itu pernah project mama juga cuman aku sebenarnya gak suka dan baru passionatenya baru tahun 2021 which is Antares pertama projectnya MD Entertainment,” lanjutnya. Ia bahkan ingat mulai berakting pada tahun 2010 lewat sebuah FTV bersama Astrid Tiar.

Pangeran Lantang (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Sebelum berakting, Pangeran Lantang sempat aktif bermain bola. Namun, hal itu tidak dilanjutkan karena pria kelahiran 20 Januari itu mengalami sejumlah masalah. Ia juga tidak menampik bahwa ia tumbuh sebagai anak yang nakal.

“Kenapa gak jadi pemain bola karena aku cedera dan aku pernah ada masalah indisipliner akhirnya memang jalannya bukan di situ. Bukan pelarian, tapi dari kecil bisa dibilang aku suka bohongin orang sampai aku 1 SMP. Terus suka akting, pura pura sakit, tapi enggak tahu kalau itu jadi aktor,” ujarnya.

“Aku suka main bola, main musik tapi yang aku gak suka belajar di kelas, jadi setiap ada pelajaran aku pasti cabut dan keluar dari kelas dan aku bolos dari 5 SD sampai SMA aku dikeluarin dari sekolah. Aku suka mencari pelajaran di luar sekolah karena aku gak suka teori akhirnya aku pernah kerja di luar negeri Amerika Serikat dan pas balik, mentally physcially jalan pikir berubah sekejap,” lanjutnya.

Di tengah keresahannya, Pangeran Lantang berdoa agar dia bisa memilih antara bermain musik, bermain bola, atau akting. Ia juga mengaku tidak begitu berharap dengan karier aktingnya. Di sisi lain, ia menyadari umurnya sudah telat untuk berkarier sebagai pemain bola.

“Sebenarnya aku gak berdoa untuk syuting dan di situ aku rasa Tuhan gak jawab. Seminggu kemudian, mulailah apa yang sudah mulai, itu yang aku dengar. Tiba-tiba aku ditelpon sama MD casting Antares gak lolos tapi beberapa hari kemudian ditelpon karena ganttin karakter orang. Itu baru aku sadari prosesnya di situ,” kata Pangeran.

Akting Membuatnya Mandiri

Pangeran Lantang (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Dalam serial Antares, Pangeran Lantang berperan sebagai Ardhan Alcander, salah satu anggota geng motor Calderoz. Pangeran beradu peran dengan Angga Yunanda, Beby Tsabina, Irzan Faiq, Maudy Effrosina, Fatih Unru, dan lainnya. Serial yang tayang di tahun 2021 merupakan salah satu judul yang paling banyak dibicarakan sepanjang penayangan.

Melalui serial itu, Pangeran Lantang menyebut akhirnya mendapat penghasilan sendiri. Hal ini yang membuatnya ingin menjadi mandiri karena ia merasa waktu berjalan dengan cepat. 2 tahun merasakan sebagai aktor, ia juga mengungkap masih mengalami penolakan ketika casting.

“Aku bersyukur dan beruntung gak pernah merasakan itu dari awal akting, mungkin lebih kaget. Ke pom bensin, ada yang nanya “mas Pangeran?” Aku merasa punya teman baru,” katanya.

“Aku gak pernah milih porsi peran karena semua peran penting, 1 scene 2 scene 100 scene 300 scene semua penting. Kalau ditanya aku pengin coba semua selagi aku bisa. Mungkin lebih milih ceritanya karena aku juga enggak mau mengecewakan rumah produksinya ketika aku gak suka ceritanya. Karena ada cerita yang aku tidak suka tapi aktor lain suka,” jelas Pangeran.

Pangeran Lantang (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Ketika ditanya peran impiannya, aktor 22 tahun itu dengan cepat ingin menjadi antagonis. Ia selalu mendapat peran protagonis atau komedi tapi tidak pernah menyentuh ranah antagonis.

“Selama ini orang bilang aku mukanya seram tapi ya itu bukan antagonis. Aku pernah sih jadi psikopat di film Cherish & Ruelle sama Beby Tsabina tapi psikopat bukan antagonis ya karena ini soal mental dan psikisnya rusak,” lanjut Pangeran.

Berbagai pengalaman sudah dilalui Pangeran Lantang. Mengaku bandel sejak kecil, ia mulai merenungkan dirinya selepas pulang dari Amerika Serikat. Besar dengan ayah yang seorang pendeta membuatnya mulai banyak bergumul tentang masa depannya.

Pangeran Lantang (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

“Dulu masa sekolah aku bandel banget dan sudah terlalu mengecewakan orang tua, sampai kapan begini? Lingkungan aku banyak menanyakan mau jadi apa pas gede. Banyak yg bilang “Bapak lo pendeta tapi anaknya kok kayak lo?” ya kenapa? Kan sama-sama manusia. Aku bersyukur dan beruntung punya papa yang mindsetnya keren. Bukan tipe melarang, mengekang, dan akhirnya this is me. Aku menemukan jalan sendiri bekerja di dunia perfilman dan itu juga doa mereka,” katanya.

Dalam dua tahun ini, Pangeran Lantang berharap tak muluk-muluk. Ia ingin semua orang bisa menerima aktingnya selama ia belajar prosesnya.

“Dari sini aku belajar, memang gak boleh puas sama setiap project yang kita jalanin. Aku bisa memainkan segala peran yang mungkin sekarang ini tapi nextnya bisa eksplor peran lagi,” tutup Pangeran Lantang.