YOGYAKARTA – Keseimbangan kerap terguncang tatkala mengalami stres. Kalau stres menguasai, seseorang penting menjalankan strategi untuk mengatasi situasi negatif sehingga dapat membantu menjaga citra diri positif. Dalam mengatasi stres atau disebut coping stress, biasanya melibatkan penyesuaian terhadap peristiwa atau kenyataan negatif sambil menjaga citra diri positif dan keseimbangan emosional.
Terdapat tiga jenis stres secara psikologis. Pertama adalah stres akut yang gejala fisiknya ditandai dengan jantung berdebar, tekanan darah meningkat, mudah tersinggung, cemas, sedih, sakit kepala, sakit punggung, dan masalah usus. Gejala ini akan mereda dalam waktu singkat. Penyebabnya bisa banyak, tetapi umumnya seputar persoalan keseharian yang bertubi-tubi atau memacu pikiran negatif Anda. Pemicunya sering kali tidak bisa terkontrol, misalnya saatnya menyelesaikan deadline bersamaan dengan harus jemput buah hati dan melalui persoalan tak terduga lainnya saat di jalan.
Kedua stres akut episodik, yang dialami saat menghadapi krisis kecil dan hidup dalam keadaan tegang. Mungkin juga dialami seseorang yang harus menjalankan berbagai peran sehingga terlalu membebani hidup mereka sendiri. Stres akut episodik ini, perlu diselesaikan dengan langkah-langkah kecil sehingga tidak menumpuk dan mengganggu relasi bahkan karir Anda.
Ketiiga, stres kronis yang termasuk jenis paling berat namun kerap diabaikan. Melansir Psychology Today, Senin, 18 September, stres ini timbul dari permasalahan hidup serius di luar kendali kita, termasuk kemiskinan, perang, atau rasisme.
Dilansir Cleveland Clinic, stres psikologis biasanya dikaitkan dengan perubahan negatif dalam hidup. Namun, perlu disadari bahwa setiap perubahan memerlukan adaptasi. Bahkan perubahan positif pun, bisa menimbulkan stres sehingga perlu beberapa waktu untuk penyesuaian. Perubahan yang dialami berkali-kali dalam waktu singkat, sering kali juga menimbulkan gagasan bahwa kita tidak bisa mengendalikan peristiwa. Persepsi ini berkontribusi terhadap rendahnya harga diri dan bahkan berkontribusi pada perkembangan kecemasan atau depresi.
Maka alasan kenapa perlu belajar coping stress, selain menjaga citra diri positif, hubungan dengan orang tercinta atau teman kerja, dan karir Anda, juga berguna untuk menyeimbangkan harga diri. Nah, strategi coping stress ada banyak sekali, yang pasti Anda perlu menyesuaikan diri dan lainnya berikut ini:
- Turunkan ekspektasi Anda
- Minta orang lain membantu atau menemani
- Bertanggung jawab atas situasi yang dialami
- Terlibat dalam pemecahan masalah
- Mempertahankan hubungan yang mendukung secara emosional
- Pertahankan ketenangan emosional atau mengekspresikan emosi secara tepat
- Tantang keyakinan sebelumnya yang tidak adaptif
- Coba mengubah sumber stres
- Menjauh dari sumber stres
- Melihat keyakinan dari sudut pandang agama
Para ahli sepakat bahwa coping stres adalah sebuah proses, bukan peristiwa. Jadi Anda bisa melakukan berbagai strategi yang cocok untuk diri Anda.
BACA JUGA:
Selain cara di atas, Anda juga perlu mengevaluasi gaya hidup yang secara signifikan berguna mengurangi stres. Seperti tidur yang cukup dan berkualitas, makan makanan yang seimbang, olahraga teratur, ambil waktu istirahat pada siang hari, liburan jauh dari rumah dan pekerjaan, terlibat aktivitas menyenangkan setiap hari, latihan relaksasi misalnya yoga, meditasi, doa, serta hindari minum kafein dan alkohol berlebihan,