Mengetahui Penyebab Tantrum Pada Anak
Ilustrasi (Keira Burton/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Saat balita Anda tantrum dengan cara mengamuk, menendang, menjerit, dan bergulung-gulung di lantai, Anda mungkin berusaha menenangkannya. Namun, percaya atau tidak, amukan balita (tantrum) merupakan bagian penting dari perkembangan emosionalnya. Dan Anda dapat belajar bersikap lebih tenang saat menghadapinya.

Berikut tujuh alasan tantrum atau amukan balita sebenarnya adalah hal baik, melansir Parenting dan Cleveland Clinic, Jumat, 1 Juli.

Meluapkan emosi

Saat anak mengamuk sampai keluar air mata, ini berarti ia sedang melepaskan hormon stres – kortisol – dari tubuhnya. Air mata juga ditemukan dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kedamaian emosional, asalkan ada orang yang dicintai untuk memberinya dukungan. Coba perhatikan saat anak marah, merengek, artinya ia sedang frustasi.

Begitu emosinya sudah terluapkan, suasana hatinya jadi jauh lebih baik. Biarkan anak-anak mengamuk tanpa berusaha mengganggu prosesnya sehingga mereka sampai pada akhir perasaan mereka.

Menangani emosi yang kuat

Bantu anak mencari cara mengatasi masalah tanpa membuat si kecil kesal. Anak akan belajar bahwa dia dapat memecahkan beberapa masalah sendiri. Ia akan jadi lebih mandiri dan tidak mudah mengamuk.

Tidur lebih nyenyak

Emosi anak yang terpendam menggelembung saat otaknya beristirahat. Sama seperti orang dewasa, anak juga terbangun karena mereka stres atau mencoba memproses sesuatu yang terjadi dalam kehidupan mereka.

Jadi ketika anak tantrum, biarkan ia menuntaskan kegundahannya sampai fase akhir. Karena hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan emosionalnya dan membantu tidur nyenyak sepanjang malam.

Melabeli emosi

Keterbatasan kosakata membuat anak susah mengutarakan emosi. Ia tidak dapat menggambarkan frustrasi, kecemburuan, kemarahan, atau kekecewaan yang dirasakan. Tantrum adalah caranya mengekspresikan perasaan. Beri ia kata-kata yang dibutuhkan untuk mengekspresikan diri.

Belajar menerima penolakan

Kemungkinan anak tantrum atau mengamuk karena Anda mengatakan ‘tidak’ padanya. Mengatakan 'tidak' memberi anak batasan yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima dan tidak. Anda mungkin selalu meng-iya-kan permintaan anak karena tidak ingin menghadapi dampak emosionalnya.

Tapi sebenarnya dengan berkata ‘tidak’, Anda mengajarkannya tentang penolakan. Tetaplah konsisten dengan keputusan Anda sambil tetap berempati pada kesedihannya dengan memberikan cinta dan pelukan.

Ekspresi perasaan

Mengamuk merupakan ekspresi anak menunjukkan kesedihan dan perasaan tak nyaman akibat penolakan dari Anda.

Lebih dekat secara emosional

Saat anak menjerit, menangis, bahkan menendang barang-barang yang ada di sekitarnya, Anda tak perlu meresponnyanya dengan banyak berkata-kata. Cukup sedikit ucapan tapi meyakinkan.