YOGYAKARTA – Tantrum pada orang dewasa, kerap tak disadari penyebabnya. Namun, sebenarnya berkaitan dengan kehilangan ketenangan. Menurut profesor ilmu perilaku, klinisi, dan penulis buku, Kristen Lee, Ed.D., LISCW., dengan mengenali penyebab yang membuat Anda tantrum, bisa membantu mendorong perubahan positif. Maka, berikut ini daftar penyebab tantrum pada orang dewasa.
1. Kecemasan dan ketakutan
Seperti serangan panik dan kegugupan, kecemasan adalah perilaku agresif. Kalau tantrum karena kecemasan tidak segera ditangani, seseorang bisa terjebak dalam siklus ledakan kemarahan dan rasa malu.
2. Emosi yang belum ditangani dengan benar
Setiap emosi perlu ditangani dengan benar. Apabila tidak ditangani dan terkumpul bisa meledak suatu waktu. Perilaku eksplosif dapat dikurangi dengan mempelajari keterampilan berbicara pada sendiri yang membantu kita menyebutkna emosi yang sulit dan mengatasinya sebelum menumpuk dan meledak.
Keterampilan berbicara pada diri sendiri, juga bisa memengaruhi cara berkomunikasi seseorang menjadi lebih positif. Dengan terampil berkomunikasi positif, kita dapat belajar meningkatkan toleransi terhadap tekanan dan lebih mudah beradaptasi.
3. Kehabisan akal
Ada kalanya perlu berhenti sejenak untuk mengolah kembali kegelisahan, kecemasa, dan ketakutan. Dengan mengambil jeda, kita bisa mencari peluang untuk menyembuhkan, berempati, dan mengatasi persoalan yang membuat kita kehabisan akal.
4. Disregulasi
Setiap kebiasaan perlu diregulasi dengan tepat. Kalau kurang tidur, pola makan buruk, nutrisi kurang, dan tak pernah berolahraga, bisa mengakibatkan disregulasi kebiasaan sehat dan menyebabkan frustasi, kemurungan, dan kehancuran. Disregulasi juga menyebabkan tantrum pada orang dewasa. Maka Lee merekomendasikan untuk memegang prinsip dasar dalam menjaga diri sendiri supaya emosi juga bisa teregulasi dengan baik.
5. Polarisasi informasi
Hal eksternal juga bisa menyebabkan tantrum pada orang dewasa. Misalnya kesalahan informasi karena dibanjiri informasi keliru. Melansir Psychology Today, Kamis, 13 Juli, Lee dalam poin ini menyorot informasi yang diakses dengan gawai pintar dan bersifat toksik. Ini bisa membuat Anda terguncang dan abai pada kebaikan dasar manusia.
6. Struktur sosial yang mengatur gesekan
Tidak semua hal bisa dikontrol, termasuk struktur sosial yang berada di luar jangkauan kita. Struktur sosial dapat meningkatkan perilaku elitis seseorang. Dalam situasi yang sama, masyarakat bisa mengagungkan pekerja esensial tetapi juga bisa memperlakukan kita dengan sangat buruk. Lee menyorot struktur kasta atau kelas-kelas yang ternyata juga berkontribusi membentuk emosi kita.
BACA JUGA:
Ketika emosi sedang memuncak, perubahan konstan dapat memicu tantrum pada orang dewasa. Namun, banyak cara yang tepat dalam mengelola emosi. Bukan tidak mengekspresikannya dan memendam rapat-rapat, tetapi bisa dilampiaskan secara positif agar tak menghancurkan lingkaran hubungan yang lebih besar.