Apakah Kombucha Aman untuk Ibu Menyusui? Karena Mengandung Alkohol, Begini Penjelasan Medis
Ilustrasi apakah kombucha aman untuk ibu menyusui (Freepik/pikisuperstar)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Kombucha yang segar diproses dengan fermentasi yang banyak manfaatnya untuk kesehatan. Tetapi umumnya dikontraindikasikan atau tidak diperuntukkan bagi orang yang sedang hamil karena dari prosesnya mengandung alkohol. Apakah aman minum teh kombucha bagi ibu menyusui?

Dokter spesialis obstetrik dan gynecology, Heather Johnson, MD., menjelaskan bahwa tidak banyak data penelitian yang secara spesifik menjelaskan tentang keamanan minum kombucha bagi ibu menyusui. Jelasnya lagi, mungkin tidak apa-apa tetapi pertimbangkan jumlah dan ikuti beberapa tindakan pencegahan.

“Umumnya, jumlah kafein dan alkohol dalam kombucha rendah, dan sesekali meminumnya kemungkinan tidak berbahaya,” kata dokter Johnson. Tambahnya lagi, ada resiko potensial bagi orang tua yang menyusui terutama bagi mereka yang banyak mengonsumsinya.

apakah kombucha aman untuk ibu menyusui
Ilustrasi apakah kombucha aman untuk ibu menyusui (Freepik)

Kombucha mulai diproses dan ditemukan sekitar 220 SM di Cina. Minuman fermentasi ini baru populer di penjuru dunia satu dekade terakhir. Kombucha biasanya diseduh dengan teh hitam, hijau, atau oolong. Gula kemudian ditambahkan dan teh difermentasi menggunakan biakan bakteri atau ragi yang disebut SCOBY (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast). Proses fermentasi berlangsung sekitar 7-10 hari.

Karena proses fermentasi, secara alami memiliki kandungan alkohol. Teh yang digunakan untuk membuatnya biasanya berkafein. Untuk orang tua yang menyusui, masalah utama dalam meminum kombucha adalah fakta bahwa kombucha mengandung alkohol dan kafein. Belum lagi dalam proses yang tidak dipasteurisasi sehingga mungkin mengandung bakteri berbahaya yang bisa berbahaya bagi ibu menyusui, dilansir VerywellFamily, Kamis, 3 Agustus.

Melansir laman LPPOM MUI, teh kombucha berbahan baku utama nabati yang termasuk daftar positive list. Rata-rata, kandungan alkohol yang dihasilkan kombucha kurang dari 0,5 persen. Dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Produk Makanan dan Minuman yang Mengandung Alkohol/Etanol menyebutkan bahwa produk minuman hasil fermentasi yang mengandung alkohol/etanol kurang dari 0,5% hukumnya halal, selama dalam prosesnya tidak menggunakan bahan haram dan apabila secara medis tidak membahayakan.

apakah kombucha aman untuk ibu menyusui
Ilustrasi apakah kombucha aman untuk ibu menyusui (Freepik/senivpetro)

Kombucha untuk ibu menyusui, terang dokter Johnson, penting jadi perhatian. Selama kandungan alkohol minimal atau kurang dari 0,5 persen dan tidak terkontaminasi serta kafein sangat rendah, disarankan membatasi meminumnya. Kalau terpaksa meminumnya, tunda menyusui bayi selama beberapa jam setelah mengonsumsinya.

“Sebagai aturan praktis, alkohol hanya boleh dikonsumsi setelah sesi menyusui atau memompa jika [Anda] berencana untuk meminumnya,” saran Ashley Georgakopoulos, konsultan laktasi dan direktur laktasi di Motif Laktation.

Sedangkan untuk kafein, sangat sedikit yang masuk ke dalam ASI. Tetapi perhatikan, apabila Anda termasuk sensitif terhadap kafein, lebih baik tidak mengonsumsinya. Kalau saran Georgakopoulos, produk apapun yang mengandung alkohol dalam jumlah berapapun tidak dapat dianggap sepenuhnya aman untuk bayi dan ibu menyusui. Karena, konsumsi alkohol yang sering dan berat dapat menyebabkan masalah pada pertumbuhan dan fungsi motorik bayi. Itu juga bisa membuat bayi lelah, menyebabkan retensi cairan, dan ketidakseimbangan hormon.

Sebagai tindakan yang aman, kunci minum kombucha untuk ibu menyusui adalah dalam jumlah sedang dengan mempertimbangkan tindakan pencegahan agar tetap aman. Beri jarak dua jam setelah mengonsumsi kombucha baru bisa menyusui lagi. Tetapi lebih penting lagi, konsultasikan pada penyedia layanan kesehatan karena kondisi ibu menyusui berbeda setiap orang. Nah, jika Anda sedang menyusui dan mencari makanan tinggi probiotik tetapi tidak mengandung alkohol atau kafein, bisa memilih yoghurt atau kefir, saran Georgakopulos dan Johnson.