JAKARTA - Film Hidden Strike dapat menjadi pelipur rindu yang pas setelah sekian lama tidak melihat wajah Jackie Chan di layar lebar dengan genre aksi-komedi. Hidden Strike dapat disaksikan di layar-layar bioskop Indonesia mulai 13 Juli.
Hidden Strike memiliki premis sederhana, yaitu tentang seorang mantan tentara pasukan khusus yaitu Luo Feng (Chan) yang harus mengawal dan menyelamatkan warga sipil di sepanjang Highway of Death di Baghdad menuju ke Zona Hijau yang aman.
Luo kini bekerja sebagai pemimpin operasi tersebut untuk mengevakuasi para warga sekaligus pekerja di perusahaan kilang minyak China di Baghdad yang terus-menerus diteror. Berbekal 11 bus, Luo dan tim memulai upaya penyelamatan tersebut dengan melewati jalur yang berbahaya di tengah badai pasir dan tebing bebatuan.
Di sisi lain, ada pula seorang mantan pasukan khusus Amerika Serikat Chris Van Horne (John Cena) yang memiliki misi lain di tanah yang sama. Ia diajak oleh adik laki-lakinya, Henry (Amadeus Serafini) yang dibayar untuk menyandera sejumlah penumpang di operasi yang dipimpin Luo.
Chris termotivasi untuk mengikuti misi tersebut demi mendapatkan uang agar dapat membantu warga di desa yang ia tinggali untuk memiliki akses air bersih.
Benar saja, Luo dan Chris yang mulanya memiliki misi yang berbeda, malah mengantarkan mereka kepada misi baru yang lebih menantang dan membutuhkan kerja sama keduanya.
Dikutip dari ANTARA, Chan maupun Cena merupakan aktor yang mampu menghadirkan adegan aksi berbalut elemen komedi dengan mudah dan natural, seakan duo ini sudah pernah bertemu di proyek yang sama sebelumnya.
Duo yang sama-sama memiliki singkatan JC ini bisa dibilang memiliki chemistry sehingga sangat menyenangkan untuk ditonton. Gurauan mereka yang santai, hingga miskomunikasi yang disebabkan oleh perbedaan bahasa juga menjadi hal yang mencolok di film ini, sehingga membuat audiens terkekeh dan terhibur.
Terlebih, Cena yang memang di dunia nyata juga bisa berbicara bahasa Mandarin dengan baik, ternyata menghasilkan elemen humor yang berhasil dan menarik.
Di sisi lain, tentu menyenangkan juga bisa melihat Chan -- pahlawan sinema bagi banyak orang di Asia maupun dunia yang terkenal dengan aksi akrobatik slapstick serta humornya -- bisa kembali memukau penonton dan penggemarnya, bahkan ketika ia kini sudah menginjak usia 69 tahun.
Kehadiran dua karakter utama sebagai partner Chan dalam film-filmnya pun bukan hal yang asing. Sebut saja duetnya dengan Michelle Yeoh di Police Story 3: Super Cop (1992), hingga duo Lee dan Carter (Chris Tucker) dalam trilogi Rush Hour yang begitu legendaris dan dicintai oleh banyak orang dari generasi ke generasi.
Tak hanya mengandalkan sisi komedi, chemistry dengan lawan main utama dan aksi laga khas Negeri Tirai Bambu, film-film Chan juga lekat dengan adanya bumbu drama, terutama kedekatan dengan keluarga. Tak terkecuali dalam Hidden Strike, diceritakan pula hubungan kompleksnya dengan sang putri, Xiao Mei (Wang Zhen Wei), yang merupakan salah satu insinyur di perusahaan minyak yang hendak diselamatkan oleh Luo.
Sejak awal film bergulir, penonton diberikan sedikit petunjuk mengenai hubungan tersebut, dan penjelasannya disampaikan seiring berjalannya film. Tak hanya Luo, Chris juga memiliki masa lalu yang kelam terkait keluarganya.
Kesamaan ini membuat Luo dan Chris belajar lebih banyak tentang karakter satu sama lain, sehingga keduanya menemukan empati dan titik temu dalam menavigasi penyesalan dan pengalaman hidup yang kurang lebih serupa. Sayangnya, elemen ini kurang dibangun lebih baik, sehingga bisa dibilang tak terlalu menyentuh dari aspek emosional.
Tak hanya belajar melalui kesamaan yang mereka miliki, kedua karakter utama juga membangun chemistry lewat kerja sama dan perselisihan yang menggabungkan banyak elemen aksi -- mulai dari adegan kejar-kejaran dengan mobil bersenjata yang seru, bela diri jarak dekat, hingga tembak-menembak. Urutan sequence aksi itu membuat Hidden Strike menjadi film ringan untuk dinikmati bersama.
BACA JUGA:
Film ini juga terlihat mengambil Mad Max: Fury Road (2015) sebagai salah satu inspirasinya, terutama di babak dan adegan yang mengambil latar di tengah tebing bebatuan dan hamparan gurun pasir.
Meski demikian, hati dari Hidden Strike terletak pada dua lakon utamanya yang kuat -- bukan efek visual dan CGI yang sempurna, pun bukan pada alur cerita yang memiliki berbagai plot twist sulit.
Dan, tidak ada yang salah dari itu. Cerita yang sederhana, dibawakan oleh dua tokoh yang mudah untuk dicintai, agaknya merupakan kombinasi yang dibawa oleh sutradara Scott Waugh (Need for Speed", EXPEND4BLES) ke dalam Hidden Strike.
Tetap saja, Hidden Strike menjanjikan waktu yang menghibur dan menyenangkan di dalam bioskop. Dinamika yang menarik dan seru antara Chan dan Cena adalah kekuatan pendorong utama di balik itu semua, ditambah dengan kerinduan menyaksikan Chan kembali dalam elemen terbaiknya di film laga-komedi lagi.