Tanggapan Gus Miftah Usai Puncaki Survei Ulama dan Dai Pilihan Netizen Indonesia
Gus Miftah (Ivan Two Putra/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Gus Miftah terpilih menjadi ulama dan dai pilihan netizen menurut hasil survei Jayabaya Engine X dalam konteks perbincangan Ulama dan Dai Pilihan Netizen Indonesia (Mix Base).

Survei tersebut menghimpun 1.626 responden, dimana variabelnya termasuk pembicaraan di media sosial dengan rentang waktu mulai dari 1 Januari 2023 hingga 8 Juli 2023.

Dari 18 nama ulama yang muncul, Gus Miftah berada di posisi pertama dengan prosentase sebesar 12,8 persen. Pada posisi berikutnya terdapat nama Gus Baha dengan 11,3 persen dan Gus Muwafiq dengan 10,2 persen.

Atas apa yang dinyatakan dalam survei tersebut, Gus Miftah menanggapinya dengan santai. Ia justru malu ketika dirinya disebut sebagai pemuka agama yang populer. Ulama 41 tahun itu melihat popularitas dan kemashyuran sebagai ujian.

“Justru saya merasa malu sebenarnya, ketika ada survei atau apapun itu namanya, tentang Ustaz yang disukai. Karena bagi saya jalan dakwah itu tujuannya cuma satu, Lillahi Kalimatillah, semata-mata mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah SWT,” kata Gus Miftah melalui pesan suara kepada awak media, Minggu, 9 Juli.

“Justru ini menjadi instropeksi yang lebih mendalam, bahwa ini merupakan sebuah ujian, bahwa popularitas dan kemasyuran itu datangnya dari Allah dan Allah pula yang mencabutnya dari hamba yang dikehendakinya,” lanjutnya.

Gus Miftah mengatakan, segala sesuatu yang didapatnya berasal dari Allah dan kembali kepadaNya.

“Allah memberikan kepada yang dikehendaki dan Allah akan mencabut dari yang dikehendaki. Ya semuanya kita kembalikan kepada Allah,” katanya.

Lebih lanjut, Gus Miftah mengatakan bahwa jalan dakwah yang dipilihnya memang punya dua kemungkinan risiko, disukai atau dibenci. Ia memilih untuk menanggapi apa yang datang kepadanya, termasuk hasil survei tersebut, sebagai sesuatu yang biasa dalam perjalanan hidupnya.

“Saya menanggapinya biasa-biasa saja. Karena hidup itu isinya kan cuma dua, suka san duka. Ketika kita diuji dengan suka, kita bersyukur. Ketika kita diuji dengan duka, kita bersabar,” pungkas Gus Miftah.

Terkait