Bagikan:

YOGYAKARTA - Penceramah kondang Gus Miftah tengah dirujak netizen setelah dirinya mengolok-olok penjual es. Netizen yang kesal dengan perilakunya pun menilai bahwa pendakwah berambut gondrong tersebut tidak pantas menyandang julukan ‘Gus’. Selain itu, banyak pihak yang mempertanyakan silsilah Gus Miftah. 

Sebelumnya, Gus Miftah kena kecaman dari netizen karena mengatakan “GOBLOK” kepada seorang bapak-bapak pedagang es teh. Momen ini terjadi ketika dirinya mengisi ceramah di acara selawatan di Magelang, Rabu (20/11). Perkataan kasar atau tidak baik itu juga diikuti dengan tertawa ngakak dari Gus Miftah dan sejumlah kiai di panggung. 

Baru pada awal November, video ceramahnya itu tersebar di media sosial dan menjadi perbincangan panas. Netizen mengecam Gus Miftah tidak sepantasnya berucap kasar dan merendahkan orang yang sedang bekerja. Di tengah banyaknya orang yang mengatakan dirinya tidak pantas menjadi ulama, mari kita telusuri silsilah Gus Miftah.

Silsilah Keluarga Gus Miftah

Jika berbicara mengenai silsilah keluarga Gus Miftah, dirinya mengklaim bahwa memiliki ikatan darah dengan kiai besar di Jawa Timur. Gus Miftah mengatakan dirinya merupakan keturunan kesembilan dari Kiai Muhammad Besari dari Ponorogo. 

“Ayah saya Muhammad Murodi punya bapak Kiai Muhammad Usman, punya bapak Kiai Muhammad Boniran, punya bapak Kiai Jalal Iman, punya bapak Kiai Karyonawi, punya ibu Nyai Madaru, punya bapak Kiai Ilyas, punya bapak Kiai Muhammad Besari. Dihitung berarti saya nomor 9 dari Mbah Muhammad Besari," ucap Gus Miftah.

Menurut yang dikatakan Gus Miftah, Kiai Muhammad Besari memiliki bapak bernama Kiai Anom Besari yang makamnya ada di Caruban. Kemudian Kiai Anom memiliki bapak bernama Abdullah Mursad yang makamnya di Kediri. Abdullah Mursad punya bapak bernama Pangeran Demang II. 

"Pangeran Demang II punya bapak namanya Pangeran Demang I, punya bapak namanya Susuhunan Wirasmoro, punya bapak namanya Panembahan Praworo, punya bapak namanya Sultan Trenggono, punya bapak namanya Raden Fatah, punya bapak namanya Prabu Brawijaya. Kalau diurutkan, Miftah keturunan 18 dari Prabu Brawijaya," ujarnya lagi. 

Klaim Gus Miftah tersebut diakui atau dibenarkan oleh Mbah Tjuk yang merupakan salah satu keturunan Kiai Muhammad Besari. Menurut Mbah Tjuk, bapak dari Gus Miftah yang bernama Kiai Muroddi berasal dari Bentengan Mojorejo, Tegalsari dan ibunyia dari Sukorejo. 

Mengapa Gus Miftah Populer?

Sosok Gus Miftah populer karena dirinya merupakan seorang pendakwah dengan ciri khas menyampaikan ceramah yang dibumbui guyonan-guyonan. Tak hanya guyonan biasa, candaan yang dilontarkan oleh penceramah kondang ini seringkali memakai diksi kasar atau saru. 

Itulah mengapa nama Gus Miftah cukup mencolok di kalangan penceramah karena mempunyai karakter yang berbeda dengan pemuka agama lainnya yang cenderung santun dan lembut. Sayangnya, kebiasaan guyonan dalam sesi ceramahnya kerap berlebihan atau kebablasan hingga tidak sopan atau menyinggung perasaan orang lain. 

Pemilik nama asli Miftah Maulana Habiburrahman tersebut tinggal di Jogja dan mengasuh pondok pesantren Ora Aji. Namanya juga semakin dikenal oleh banyak orang setelah menjadi guru dari Deddy Corbuzier dalam hal agama Islam. Dirinya berhasil menuntut podcaster kenamaan tersebut menjadi seorang mualaf. 

Sebenarnya bukan kali pertama dalam perkara olok-olok penjual es teh saja dirinya menuai kontroversi. Gus Miftah juga pernah bikin heboh dengan aktivitas berdakwahnya yang dilakukan di tempat-tempat tidak lazim. Ia kerap melakukan ceramah di hadapan orang-orang di klub malam dan tempat lokalisasi. 

Demikianlah ulasan mengenai silsilah Gus Miftah penceramah kondang yang namanya sedang disoroti publik akibat tindakannya yang kasar atau tidak terpuji. Tak lama setelah kecaman kepadanya bergulir, Gus Miftah mendatangi penjual es teh di Magelang tersebut dan meminta maaf. Baca juga DPR minta Gus Miftah instropeksi diri setelah mengolok-olok pedagang es teh. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.