Bagikan:

YOGYAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Gus Miftah menyebut Presiden Joko Widodo meminta para pengasuh pondok pesantren ikut mengawal kelancaran transisi pemerintahan Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan Gus Miftah kepada awak media usai acara pertemuan kiai muda se-Jawa di Ponpes Ora Aji, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dihadiri Presiden Jokowi.

"Beliau menyampaikan hendaknya kita pengasuh pesantren untuk menjaga keberlangsungan ini (transisi pemerintahan) dengan baik. Pesan beliau seperti itu," ujar Miftah dilansir ANTARA, Kamis, 19 September.

Menurut Miftah, pesan itu disampaikan Presiden Jokowi setelah ia mengutarakan penilaian bahwa proses transisi pemerintahan Presiden Jokowi ke Prabowo Subianto sangat kolaboratif dan halus.

Dalam pertemuan, sebanyak 50 kiai muda se-Jawa yang berlangsung tertutup itu, kata Miftah, Presiden Jokowi mengaku ingin memastikan saat Presiden terpilih Prabowo Subianto mulai resmi menjabat segala sesuatu sudah dalam kondisi siap.

"Dulu awal kami menjabat kami harus 'grayah-grayah' (meraba-raba) dulu. Sekarang kita menginginkan bagaimana ketika kemudian Pak Prabowo bekerja itu semuanya sudah disiapkan dengan baik," kata Miftah menirukan ucapan Jokowi.

Miftah menyebut tidak ada keinginan Presiden Jokowi mengintervensi kebijakan-kebijakan pemerintahan baru mendatang, meski ada sejumlah badan baru non-kementerian yang dipersiapkan.

"Jadi tidak ada intervensi tapi justru sifatnya adalah kolaborasi, begitu kira-kira tadi disampaikan," kata dia.

Setelah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wapres pada 20 Oktober 2024 , lanjut Miftah, Jokowi mengaku ingin beristirahat selama satu atau dua pekan di Solo, Jawa Tengah.

Setelah itu, Jokowi berencana berkeliling menemui masyarakat.

"Setelah tanggal 20 Oktober saya akan tidur seminggu, dua minggu di Solo, setelah itu saya ingin keliling menjumpai masyarakat saja. Soal pemerintahan urusan Pak Prabowo-Gibran," kata Miftah menirukan Presiden.