Bagikan:

JAKARTA – Masa-masa sulit sepanjang pandemi dialami di berbagai lini. Kawan terdekat maupun warga sebangsa dan setanah air merasakannya.

Bencana alam juga banyak terjadi akhir-akhir ini di beberapa kawasan, maka ada baiknya mempraktikkan sikap empati untuk tetap berperikemanusiaan.

Sikap empati baik untuk mempererat jalinan hubungan, baik dalam hubungan percintaan, pertemanan maupun hubungan sosial yang lebih luas.

Berdasarkan ilmu psikologi, sikap empati terbagi menjadi lima jenis. Kelima jenis tersebut punya intensi berbeda-beda, apa saja? Simak penjelasannya di bawah.

Empati kognitif

Secara garis besar, empati adalah bertimbang rasa atau mampu menempatkan diri pada tempatnya. Misalnya, seolah-olah Anda adalah mereka dan merasakan suatu perasaan. Jenis empati ada lima, yang pertama empati kognitif.

Mengutip dari Skillisyouneed, empati kognitif adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Dengan kata lain kita memiliki kemampuan untuk melihat berdasarkan perspektif mereka. Untuk empati kognitif berguna dalam aspek negosiasi atau manajerial.

Sebab, empati kognitif bisa dikatakan bekerja dalam ranah profesional tanpa melibatkan aspek emosional. Proses kerjanya lebih rasional dan logis, seperti sebutannya hanya melibatkan pikiran atau kognisi dan bukan perasaan.

sikap empati
Ilustrasi teamworks (Pexels/fauxels)

Empati emosional

Emosional berbeda dengan empati yang hanya melibatkan kognisi. Empati emosional dikenal sebagai penularan emosional karena memiliki kedekatan pada aspek emosi. Empati ini dianggap lebih jujur dan tulus, seperti perasaan anak-anak.

Jenis empati kedua ini dapat diekspresikan dengan memberikan motivasi dan menyemangati orang lain yang tertimpa musibah.

Empati welas asih

Jenis empati selanjutnya berkaitan dengan empati emosional. Setelah memiliki koneksi emosional, pengambilan tindakan, misalnya dengan membantu merupakan ekspresi dari empati welas asih.

Welas asih berasal dari kata belas kasih atau kepedulian terhadap seseorang ditambah tindakan yang meringankan masalah.

Empati somatik

Empati somatif dirasakan ketika orang lain merasakan sakit secara fisik. Misalnya jika melihat orang terluka, Anda akan merasakan rasa sakitnya. Contoh kecilnya terjadi pada saudara kembar identik.

sikap empati
Ilustrasi kembar (Pexels/cottonbro)

Dapat juga dirasakan ketika, misalnya, teman dekat dipukul dan diejek maka Anda ikut merasakan sakitnya disertai dorongan untuk menuntut keadilan.

Empati spiritual

Jenis empati terakhir, empati spiritual lebih pada aspek transenden. Atau keterhubungan langsung dengan ‘makhluk tertinggi’. Secara psikologis, empati spiritual bisa tercapai melalui meditasi atau dengan ritual lainnya berdasarkan kepercayaan masing-masing.

Jenis empati yang dapat dipraktikkan secara riil adalah empati kognitif, emosional, dan welas asih. Jika seseorang mampu seimbang dalam mempraktikkan ketiga empati tersebut, bisa dikatakan memiliki kecerdasan emosional.