Inilah Batasan Penggunaan Media Sosial dan Dampaknya Bila Berlebihan
Media sosial (Erik Lucatero-Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Media sosial kini menjadi hiburan menyenangkan dan mudah diakses kapan pun dan di mana pun selama ada kuota internet dan sinyal yang mantap. Anda bisa menemukan berbagai konten, dari yang menghibur hingga edukatif di sana. 

Namun, banyak orang kadang terlena dengan media sosial sampai menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari di depan ponsel. 

Sebenarnya adakah batasan wajar waktu penggunaan media sosial? 

Philip Cushman, psikoterapis dari California School of Professional Psychology, menyarankan agar Anda membatasi penggunaan media sosial sekitar 30 menit sampai satu jam per hari. 

Studi lain yang dipublikasikan pada Journal of Social and Clinical Psychology mengatakan bahwa penggunaan media sosial 30 menit sehari demi kesehatan mental lebih baik. 

Membatasi media sosial dalam kehidupan sehari-hari terbilang penting. Hingga saat ini memang belum ada aturan baku mengenai penggunaan media sosial. Mengingat kondisi emosional dan psikologis seseorang pun berbeda terhadap konten media sosial. Maka bisa dibilang, Anda lah yang bisa menentukan batasan tersebut.

Boleh saja bermain media sosial, tetapi jangan sampai mengganggu kegiatan penting lain seperti bekerja dan istirahat. Keseimbangan adalah kuncinya. 

Menurut berbagai penelitian, terlalu sering menggunakan media sosial bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.

Penelitian dari University of Pittsburgh menemukan bahwa orang yang terlalu aktif di media sosial setiap hari memiliki risiko depresi tiga kali lebih besar bila dibandingkan dengan orang yang jarang menggunakannya. 

Hal menarik yang bikin orang jadi kecanduan media sosial tentu konten di dalamnya. Anda bahkan bisa mempelajari banyak hal yang dibagikan para pengguna, misalnya tips mengelola keuangan, tips berpakaian dan merias wajah, inspirasi dekorasi rumah, kiat merawat tanaman, atau sekadar informasi soal diskon. 

Anda pun bisa mengikuti orang-orang yang disebut influencer untuk mendapatkan informasi sesuai bidangnya masing-masing. Meski tak bermaksud pamer, kehidupan para influencer yang tampak menyenangkan seringkali membuat kita membandingkan diri.

Sesederhana para fashion influencer yang sering berfoto dengan pakaian branded atau para travel influencer yang sering jalan-jalan ke tempat-tempat bagus dan menginap di hotel mewah. 

Beberapa dari kita mungkin pernah berpikir kenapa kehidupan mereka tampak begitu indah dan dilimpahi kesenangan yang sulit kita dapatkan. 

Apalagi ditambah dengan orang-orang yang secara gamblang memamerkan kekayaan mulai dari ponsel terbaru, koleksi mobil mewah, jam tangan milyaran, saldo rekening, bahkan isi rumah yang bikin takjub. 

Orang yang kehidupannya serba biasa saja, pada kondisi tertentu, akan merasa kurang beruntung dan rentan menimbulkan perasaan iri dan berkecil hati. Lama-lama, kesehatan mental Anda terguncang, Anda tak puas dengan apa yang ada, lalu menurunkan rasa percaya diri. 

Bila saat ini pikiran Anda mulai terganggu dengan konten di media sosial yang meresahkan, sebaiknya mulai pertimbangkan untuk membatasi diri, bahkan beristirahat sejenak dari dunia maya.

Untuk mengalihkan perhatian, Anda bisa lebih aktif di kehidupan nyata seperti mengobrol dengan teman, mengunjungi keluarga, atau sekadar jalan-jalan tanpa memedulikan media sosial.