Bagikan:

JAKARTA - Film Paku Tanah Jawa segera diproduksi dan akan menjalani syuting mulai 4 Juni besok. Film bergenre horor ini merupakan merupakan kolaborasi antara dua rumah produksi beda negara, Loop Entertainment dari Indonesia dan Armani Entertainment dari Malaysia.

Dato KK Chua selaku eksekutif produser yang berasal dari Malaysia mengatakan jika pihaknya tertarik dengan kisah-kisah horor yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, ia tak ragu untuk berpartisipasi dalam film Paku Tanah Jawa.

"Untuk kita tentu saja ceritanya yang menarik. Saya dan tim pun penyuka cerita-cerita horor, cerita yang kita punya berdasarkan kisah nyata,” ujar Dato KK Chua dalam konferensi pers di Antasari, Jakarta Selatan pada Jumat, 2 Juni.

Lebih jauh, Dato mengatakan jika kisah yang ditawarkan dalam film tersebut juga bisa dinikmati lebih luas, tidak hanya penonton Indonesia, namun juga penonton Malaysia dan tidak menutup kemungkinan juga di negara Asia Tenggara lain.

“Ada potensi bahwa cerita ini akan digemari oleh penonton. Saya sudah berbincang dengan distributor negara lain untuk bisa menayangkan ini di luar negeri,” katanya.

Sesuai dengan judulnya, Paku Tanah Jawa, yang merupakan julukan bagi Gunung Tidar yang terdapat di Magelang, kisah dalam film ini akan mengangkat mitos yang ada di sana. Sementara, lokasi syuting akan berjalan di Yogyakarta, sebelah tenggara Gunung Tidar, yang mana masyarakatnya banyak yang meyakini mitos-mitos tersebut.

Drias selaku sutradara mengungkap antusiasmenya dalam menyambut proses syuting yang akan segera berjalan. Ia pun telah mempersiapkan Masayu Anastasia yang akan memerankan seorang sinden untuk menjalani beberapa hal terlebih dahulu.

“Di Jawa ini kan banyak klenik Jawa, apalagi sinden. Kayaknya besok Masayu akan saya dekatkan ke dalang agar dia mengikuti ritualnya. Jadi harus mengikuti aturan di Jawa, karena sinden nggak bisa main-main. Mungkin besok satu hari full akan fokus mendekatkan untuk sinden apakah harus puasa full atau seperti apa,” tutur Drias.

Sementara itu, Masayu menyebut peran sinden yang dimainkannya adalah tantangan baru dalam karier aktingnya. Namun, ia menyatakan dirinya akan tampil total demi menghadirkan kualitas akting yang maksimal.

“Ini tantangan baru buat aku. Sebagai sinden, aku harus berlatih nari, berlatih nyinden dan harus berinteraksi dengan ular. Aku tuh jijik sama ular, tapi demi totalitas dalam pekerjaan ya aku juga belajar dialog Bahasa Jawa,” pungkas Masayu Anastasia.