Polkadot, Motif <i>Fashion</i> Gaya Vintage yang Akrab di Setiap Jaman
Ilustrasi baju polka dots (Freepik/KamranAydinov)

Bagikan:

JAKARTA – Anthony Vaccarello dari Saint Laurent, Desember lalu angkat bicara tentang koleksi musim semi untuk tahun ini. Aksen gaya vintage diangkat kembali, diekspresikan dalam 54 koleksi pakaian. Menariknya, motif polkadot jadi terlihat segar dalam sentuhan tangan desainer fashion haute couture.

Dilansir oleh Vogue, seluruh koleksi memiliki kesan yang ingin dipancarkan. Kesan vintage keseharian memancarkan relasi antara privasi yang dibagi lewat layar teknologi sebagai jendela setiap orang untuk melihat kembali masa lalu serta mengakrabi kekinian.

Mulai dari blazer double-breast, dress motif polkadot khas Prancis. Hingga pakaian dalam berenda, dan yang simple seperti kamisol. Motif-motif bunga pop-art dan bunga aster menyejajari polkadot. Menurut Vaccarello, motif ini bersumber dari arsip yang akrab dan dekat di dalam rumah.

Apa yang menarik dari motif pakaian, polkadot khususnya?

Mengutip dari Fashionologia Historiana, berabad-abad lalu polkadot dipakai untuk menyimbolkan wabah. Dan pada abad ke-19 jadi motif fashion paling digemari. Statusnya berubah dan mulai diakui masuk dalam dunia fashion paling populer sejak tahun 1840-an.

Tahun itu, motif polkadot tercetak pada dasi kupu-kupu dan sapu tangan. Sejarawan mode menuliskan bahwa pada pertengahan hingga akhir abad ke-19 para borjuis Inggris membutuhkan waktu lima jam untuk bersiap memakai dasi kupu-kupu dan syal bintik-bintik.

Masih di abad yang sama, motif bintik-bintik sebagai pola kain tidak ada. Kedalanya teknis, susah membuat pola bulat-bulat dengan jarak dan ukuran yang sama tanpa mesin.

Akhir abad ke-19 baru di Inggris Raya umum sekali ditemukan pakaian bermotif polkadot. Sejak ini, gaun motif bintik-bintik benar-benar jadi mode terbaru. Sedangkan istilah polkadot berasal dari tarian Bohemian, polka. Dalam bahasa Ceko, polka berarti ‘wanita Polandia’ atau ‘wanita kecil’.

Referensi lain mengatakan bahwa orang Eropa Timur yang bermigrasi ke Amerika Serikat pernah membentuk klub polka yang memiliki seragam identitas. Potongannya seperti fit jacket dengan pola bintik-bintik.

Yang paling unik, motif polkadot jarang dipakai untuk benda-benda formal termasuk pakaian formal. Namun, mode berputar, tidak mandeg. Berbagai ajang penghargaan yang dihadiri para selebritis membuktikan hal berbeda. Mulai dari dress, blouse, pants, blazer, dan swimsuits memakai motif bintik-bintik.

Mulai dari Norma Smallwood Miss America 1926, Marilyn Monroe, Lucille Ball, Twiggy, Goldie Hawn, Putri Diana, Kate Middleton, dan Gweyneth Paltrow mengenakan pakaian bermotif bintik-bintik. Hingga rumah mode Saint Laurent dan Carolina Herrera masih mengeksplorasi bentuk pakaian dengan motif ini, polkadot