YOGYAKARTA – Banyak situasi yang tidak diinginkan terjadi. Kalau tidak mengelola emosi, bisa memengaruhi tingkat kebahagiaan yang kita rasakan. Tetapi adakah cara mengelola situasi dan orientasi emosi agar lebih bahagia? Bisa, menurut Thomas Henricks, Ph.D., professor emeritus sosiologi di Elon University mengatakan kalau setiap orang mampu mengatur kombinasi perasaan, pikiran, dan perilaku lebih berfokus.
Kalau terlalu memikirkan masa lalu dan masa depan bisa timbul kekhawatiran, kecemasan, dan penyesalan, sedangkan berada di ‘saat ini’ juga perlu orientasi yang pasti. Pastinya, kita perlu mengenal emosi negatif seperti kemarahan, ketakutan, depresi, kesedihan, dan rasa malu agar mengerti diri kita sendiri dan orang lain. Lebih lanjut lagi, hindari memberi kesempatan emosi negative mendominasi kebahagiaan Anda. Inilah cara manajemen emosi untuk membuat Anda otentik merasa bahagia tanpa menekan perasaan.
Mengelola situasi
Mihaly Csikszentmihaly, psikolog positif, berpendapat bahwa menemukan kebahagiaan tampaknya memerlukan pengaturan di mana kita dapat beroperasi dengan cara terfokus dan kreatif. Melansir Psychology Today, Senin, 3 April, tantangan yang terlalu sulit bisa menimbulkan kecemasan dan mudah membuat kita bosan. Tetapi kita memiliki peluang terbaik untuk menikmati apa yang bisa dilakukan seperti halnya seorang petenis, pemanjat tebing, hingga pegolf. Mereka berlatih untuk mengendalikan diri dalam segala situasi di lapangan.
Saran Henricks, temukan situasi di mana kita menjadi diri kita yang terbaik. Itu berarti tidak hanya memilih dan mengatur aktivitas yang tepat tetapi juga bertemu dengan orang-orang yang merangsang dan mendukung Anda.
Mengelola orientasi
Setiap orang memiliki persepsi masing-masing mengenai bagaimana dunia bekerja. Kejadian tertentu kerap membuat kita bereaksi dan melibatkan emosi. Tetapi ada harapan yang perlu didukung sehingga pengelolaan orientasi penting dilakukan. Yang pasti, pesan Henricks, kita harus menjaga impian kita meski diusik ketakutan. Artinya kita membutuhkan penyesuaian dari orientasi di tengah situasi yang selalu berubah dinamis.
BACA JUGA:
Mengelola interpretasi
Interpretasi perlu dikelola ketika menerima komentar dari orang lain. Kadang mereka mendeskripsikan langsung tentang sesuatu. Tetapi bisa juga diungkapkan dengan lelucon, sedikit sarkasme, kritik, taktik, atau cara lain. Meski tak mudah membaca perilaku non verbal maupun verbal, tetapi kita perlu memahami hal-hal. Kadang terasa gelap atau tak terpahami sehingga mengundang pikiran negatif. Tetapi tak jarang juga komentar bijak maupun komentar ringan juga diinterpretasi secara berat. Artinya, perlu menginterpretasi peristiwa yang dialami secara tepat.
Pada intinya, ketiga cara mengelola situasi, orientasi, dan interpretasi di atas membuat seseorang jadi bermurah hati serta bertindak sesuai kapasitas. Dengan begitu, hidup senantiasa tumbuh dan emosi hanya penanda yang tidak membatasi langkah menggapai kebahagiaan.