Bagikan:

JAKARTA - Mengawali karier akting sebagai seorang figuran hingga akhirnya bermain sebagai pemeran utama dalam puluhan judul sinetron, film, web series dan FTV, Rezky Aditya menapaki karier baru sebagai produser film layar lebar.

Di umurnya yang ke-38, Rezky meluncurkan film pertama yang ia produseri, Hantu Baru. Ia juga akan tampil sebagai pemeran, bersama aktor dan aktris lainnya, seperti Acha Septriasa, Calvin Jeremy, Sudjiwo Tejo, Donny Damara, Electra Leslie, M. Adhiyat, Arief Didu, Totos Rasiti dan Ruth Marini.

Dengan mengangkat genre horor komedi, Rezky tak menampik jika alasannya merilis film Hantu Baru dikarenakan genre horor sedang digandrungi pecinta film tanah air.

“Kenapa Hantu Baru? Kenapa genrenya horor komedi? Karena memang gak bisa dipungkiri kalau hype-nya horor emang lagi kencang banget,” ungkap Rezky Aditya saat mengunjungi kantor VOI di Tanah Abang, Jakarta Pusat baru-baru ini.

Rezky Aditya (Foto: Dandi Juniar, Di: Raga/VOI)

“Tapi aku modifikasi dengan selera yang lain. Gimana kalau horor komedi, dan kebetulan ceritanya ada, aku juga cocok sama cerita dan premisnya, jadi ya udah lah kita coba, bismillah,” sambungnya.

Dipilihnya Acha Septriasa sebagai pemeran utama, kata Rezky, berawal dari masukan Citra Kirana. Ia merasa bahwa finalis GADIS Sampul 2004 itu cocok untuk peran dan cerita yang ditampilkan. Lebih lanjut, sang aktris pun menyatakan ketersediaannya ketika pertama kali ditawari oleh Rezky dan Citra.

Meski film pertamanya bergenre horor, Rezky mengaku bahwa dirinya adalah seorang penakut. Ia menyatakan percaya dengan keberadaan makhluk halus dalam kehidupan ini.

“Jujur aku penakut sih sebenarnya, makanya bikinnya yang horor komedi. Aku adalah orang yang gak berani sama hantu. Di tahun 2003 aku selesai lulus SMA, baru berani dan yakin kalau gua bisa ngelawan hantu, maksudnya ga takut sama hantu,” bebernya.

Rezky Aditya (Foto: Dandi Juniar, Di: Raga/VOI)

Mengaku tidak punya pengalaman bertemu dengan makhluk halus, Rezky merasa apa yang diajarkan kepadanya sejak kecil membuat dirinya menjadi orang yang takut dengan hantu.

“Gak ada (pengalaman melihat makhluk halus), tapi kan doktrin-doktrin dari kecil ketika sama mbak yang ngasuh kita. Mungkin ada doktrin-doktrin itu yang masuk ke kita. Fix aku gak takut pas sma, rada telat ya,” kata Rezky seraya tertawa.

Untuk film Hantu Baru, Rezky merasa apa yang menjadi karya pertamanya sebagai produser itu punya keunikan tersendiri, dimana para penonton akan mendapatkan pengalaman berbeda ketika menyaksikan film horor.

“Kalau di film lain kita takut hantu, di sini kita bisa ketawain hantu, itu bedanya. Kita ketawa-ketawain aja hantunya, maksudnya cara pandang hantu yg berbeda menurut kita. Itu sih bedanya di antara film-film horor lainnya,” imbuhnya.

Adapun, untuk menjadi produser film merupakan mimpi dari Rezky Aditya sejak 13 tahun yang lalu, saat dirinya masih berumur 25 tahun. Mulai mendapat peran utama, ia tertarik untuk memproduksi film sendiri.

“Ya karena aku kan pekerjaannya di bidang entertain, aku juga sebagai aktor. Jadi saat itu aku pengin banget (jadi produser), ngelihat bos-bos aku kayak Pak Manoj Punjabi dan Pak Leo Sutanto, dulu di tempat gua bekerja. ‘Wah gua suatu saat nanti harus kayak mereka sih’,” tutur Rezky.

Dukungan Istri untuk Karir Produser

Rezky Aditya (Foto: Dandi Juniar, Di: Raga/VOI)

Bersama istrinya, Citra Kirana, Rezky pun memutuskan membuat production house (PH) miliknya sendiri, yang diberi nama Keene Entertainment pada 2021. Tujuannya jelas, untuk memproduksi film-filmnya sendiri.

Nama PH tersebut diambil dari anaknya, Keene Atharrazaka Aditya. Ia berharap rumah produksinya itu bisa menjadi inspirasi, seperti sang anak yang menjadi inspirasinya.

“Karena dia (anak) juga inspirasi aku ya. Jadi aku sama Citra dan teman-teman semua juga sepakat kalau, ‘Kayaknya nama anak lo aja, yang pertama, Keene Atharrazaka Aditya’. ‘Oke’,” beber Rezky.

“Akhirnya kita ambil dari nama depannya dia, Keene. Karena emang nama panggilan dia kan Athar, jadi orang jarang juga yang tahu nama dia Keene,” lanjutnya.

Menjadi seorang produser, diakui Rezky sangatlah berbeda dengan aktor. Baginya berakting adalah zona nyamannya, namun memproduksi film adalah tantangan tersendiri.

“Yang jelas kalau main (akting) itu kan aku udah lama banget, dari 2004 dan sampai sekarang masih main. Di film ini (Hantu Barul pun aku main, jadi ya udah itu pekerjaan yang comfort zone aku. Dan sekarang jadi produser yang pasti belum comfort lah, belum nyaman. Karena pasti kan awal-awal pasti ada penyesuaian, masih banyak bingungnya, masih banyak nanya. Jadi memang ini hal yang baru, yang challenging buat diri aku,” tuturnya.

Rezky Aditya (Foto: Dandi Juniar, Di: Raga/VOI)

Tidak seperti pendapat yang mengatakan seorang produser hanya perlu dana besar, Rezky melihat banyak hal yang harus diurusi, mulai dari ide hingga penayangan.

“Awalnya aku kira jadi produser itu di kantor pakai baju keren gitu kan, terus beride dan berimajinasi, terus menciptakan suasana, menciptakan sesuatu, terus juga mengayomi pemain. Aku kira cuma itu ya, ternyata banyak kendala-kendala di lapangan dan di post pro. Itu semua yang nanggung produser ini, lebih bebannya ke situ,” katanya.

Meski merasa pekerjaan produser lebih berat dari apa yang dibayangkan, Rezky mengatakan dirinya sama sekali tak kapok. Baginya, apa yang dijalani adalah awal untuk dirinya belajar dan lebih mengerti.

Ia mengatakan dirinya merasakan sesuatu yang berbeda ketika melihat respon penonton saat menonton film. Sebagai produser, ia merasa lebih puas dibandingkan saat menjadi pemeran.

“Aku juga senang sih pada saat premiere, special screening, penonton ketawa-ketawa. Itu tuh ternyata 'Oh gini ya'. Ternyata jadi produser itu rasanya lebih happy saat orang ketawa, deg-degan apakah laku ini film atau nggak. Itu sih yang serunya jadi produser,” kata Rezky.

Rezky Aditya (Foto: Dandi Juniar, Di: Raga/VOI)

Bahkan, untuk film pertamanya, suami Citra Kirana itu sudah mempersiapkan diri jika skenario terburuk terjadi pada film pertamanya, tidak cukup laku.

“Jujur, Hantu Baru ini, walaupun aku udah upayakan seoptimal yang aku bisa, tapi kan gimanapun juga ini karya perdana, jadi pasti banyak pembelajaran-pembelajaran yang bisa aku ambil dari project pertama ini,” ucap Rezky.

“Dan kalaupun, amit-amit, ini gak sesuai ekspektasi, ya ini jadi pembelajaran. Tapi tetap aku usahakan seoptimal yang aku bisa, dan kedepannya kita akan coba lagi. Kita akan coba lagi dengan keadaan yang lebih baik dan lebih baik sampai aku jadi yang terbaik,” sambungnya.

Pada proyek mendatang dari Keene Entertainment, Rezky berharap bisa memproduksi film bergenre comedy romantic.

“Aku suka banget sih sama film comedy romantic yang lucu, couple-couple lucu tapi tetap romantis. Aku suka banget sih, ya someday aku pengin buat,” katanya.

Namun, dengan mimpi-mimpinya sebagai produser film, bukan berarti Rezky berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang aktor. Ia tidak menutup pintu untuk terus berakting, bahkan pada proyek di rumah produksi lain.

“Kalau setelah ini aku harus main sinetron lagi atau main film di tempat lain, itu sama sekali memungkinkan banget. Bukan berarti aku mentang-mentang udah punya PH sendiri, aku jadi fokus di sini doang. Enggak gitu juga,” pungkas Rezky Aditya.