Jenuh <i>Social Distancing</i>? Ini Tanda-Tanda <i>Pandemic Fatigue</i> yang Harus Segera Diatasi
Ilustrasi pandemic fatigue (Pexels/Andrea Piacquadio)

Bagikan:

JAKARTA – Menjalani kehidupan yang penuh aturan membuat bosan? Ini terjadi selama pandemi.

Ketika aturan atau protokol kesehatan wajib dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali orang yang mengalami demotivasi untuk melaksanakan berbagai aturan tersebut.

Padahal, persebaran virus Covid-19 tergantung bagaimana setiap orang menjaga dirinya sendiri. Lantas, apa saja tanda-tanda mengalami demotivasi dalam melaksanakan protokol kesehatan?

Dilansir oleh WHO (World Health Organization), munculnya demotivasi untuk mengikuti berbagai tindakan perlindungan yang direkomendasikan disebut dengan pandemic fatigue. Mulai kehilangan semangat untuk melaksanakan protokol kesehatan ini dialami secara bertahap dari waktu ke waktu.

Pengaruhnya tidak hanya pada menurunnya jaga kesehatan dari persebaran virus Covid-19, tetapi juga memengaruhi persepsi, emosi serta pengalaman.

Kelelahan merasakan situasi di masa pandemi dilaporkan dari peningkatan jumlah orang yang tidak menjalankan rekomendasi kesehatan. Pun melanggar anjuran untuk pembatasan sosial atau social distancing.

Pandemic fatigue ditandai dengan perlindungan diri mulai mengendor. Seperti mengabaikan cuci tangan setiap pergi dan pulang ke rumah atau keluar masuk tempat umum.

Ditambah lagi, sering menurunkan masker dan lengah menjaga jarak fisik yang sebelumnya dipatuhi.

Menurus Elissa Epel, Profesor  Departemen Psikologi Ilmu Psikiatri dan Perilaku di Universitas California, pandemic fatigue merupakan respon yang normal. Dilansir oleh NYTimes, Ellisa Epel menjelaskan berbagai penyebab lelah berada dalam situasi pandemi.

Rasa bosan dan lelah sangat mungkin sebagai efeknya. Setiap orang dapat ditandai dengan hal yang berbeda saat mengalami pandemic fatigue.

Paling sering, melansir dari WDG Public Health, muncul rasa gelisah, mudah tersinggung dan sulit fokus. Seringnya dialami oleh remaja dan orang yang masih produktif bersosialisasi, baik untuk tujuan bekerja, membangun jaringan, relasi dan lain sebagainya.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa kelelahan dan kebosanan pada dasarnya dirasakan banyak orang.

Meski begitu, harus tetap waspada dan senantiasa menjalankan protokol kesehatan. Ia juga mengingatkan pada setiap orang untuk mencari cara efektif mengatasi kelelahan sehingga motivasi menjaga kesehatan tetap bisa dijalankan.

Apabila mengalami pandemic fatigue, tetaplah menyadari bahwa setiap tindakan akan berpengaruh pada orang di sekitar. Selalu utamakan kesehatan sendiri dan ingatkan serta support orang terdekat untuk tetap termotivasi dalam menjalankan protokol kesehatan.

Berdasarkan rekomendasi dari UCLA Health, beberapa langkah dapat mengatasi pandemic fatique.

Diantaranya adalah menjaga diri sendiri, batasi membaca berita tak bahagia, lakukan hal menyenangkan dan menenangkan seperti yoga, membaca, jalan ke sekitar rumah menonton film, dan terakhir tetap jalin koneksi dengan kerabat dan keluarga.

Cara terakhir bisa dilakukan dengan membuat tradisi baru lewat berbagai feature video call dan lain-lain.