Bagikan:

YOGYAKARTA – Puasa baik yang dilakukan selama bulan penuh berkah dan keagungan seperti Ramadan maupun puasa sunah lainnya, ternyata memiliki manfaat terlepas dari menjalani ibadah. Pengendalian diri dan disiplin diri menurut Tamim Mobayed, M. Phil., yang juga terapis kognitif, dikaitkan dengan puasa.

Pengendalian diri, dilansir laman Cile Center yang berbasis di Faculty of Islamic Studies, Doha, Qatar, Kamis, 23 Maret, didefinisikan sebagai kontrol upaya, kemauan, disiplin diri, kekuatan ego, dan kontrol penghambatan. Dalam The Strength Model of Self Control oleh Baumeister dan rekan, pengendalian diri adalah kapasitas untuk mengubah tanggapan seseorang, terutama untuk membawa mereka sejalan dengan standar, seperti cita-cita, nilai, moral, dan harapan sosial. Tujuan dari pengendalian diri adalah mendukung upaya mencapai tujuan jangka panjang.

Berbeda dengan kontrol diri, yang didefinisikan sebagai salah satu proses kognitif yang memungkinkan keberhasilan koeksistensi individu yang berbeda baik di ruang kelasm kantor ruang kulitah, bahkan komunitas. Kontrol diri berperan besar dalam tindakan merugikan, seperti pencurian, penipuan, penyalahgunaan narkoba, dan lain sebagainya.

manfaat puasa secara psikologis
Ilustrasi manfaat puasa secara psikologis (Freepik)

Berpuasa, khususnya dalam konteks puasa Ramadan, tidak makan dan minum serta melakukan hal yang membatalkan puasa dari fajar sampai terbenam matahari. Secara psikologis, Ramadan adalah waktu yang signifikan dalam satu tahun. Umat muslim yang menjalankan menghabiskan 12 jam sehari atau lebih tergantung tempat kawasan tinggal untuk menyangkal keinginan makan dan minum. Dampaknya dapat meningkatkan pengendalian dan kontrol diri.

Dalam dua penelitian, peneliti mendaftar dan melakukan program latihan fisik selama dua bulan. Setelah menyelesaikan latihan kontrol diri, peserta mengalami peningkatan dalam mengontrol aspek emosional mereka dan tindakan impulsif berkurang. Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa tingkat stres yang dirasakan peserta karena tekanan emosional, menurun.

Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa mereka yang berpuasa tidak hanya menjadi lebih efektif dalam menahan keinginan untuk makan atau minum, melainkan kekuatan pengendalian diri mereka meningkat. Ketika kekuatan ini meningkat, itu meningkatkan kemampuan individu untuk melaksanakan tugas apa pun yang bergantung pada kemampuan pengendalian diri seseorang.

Di samping secara signifikan mememgaruhi aspek emosional, pengendalian diri juga dikaitkan dengan nilai akademis dan prestasi lebih aman. Ditambah lagi, pengendalian diri juga berkaitan dengan kesehatan fisik, bisa mengontrol rasa marah, mengatur kalimat verbal maupun non verbal.