Bagikan:

YOGYAKARTA – Intermittent fasting atau puasa intermiten ialah membatasi makan berdasarkan waktu. Artinya, waktu makan Anda terbatas sedangkan waktu lain tidak diperbolehkan untuk makan. Makan dengan batasan waktu, mungkin populer karena banyak dirujuk. Tetapi apakah bermanfaat pada kesehatan di samping membantu turunkan berat badan?

Diet intermittent fasting tergolong tidak rumit. Setiap orang yang menjalaninya boleh makan kalori secukupnya dengan pola waktu. Ada yang memilih 16:8, yang berarti 8 jam waktu untuk makan berurutan dan 16 jam untuk puasa. Intermiten juga dilakukan selama 2 hari dalam seminggu dan 5 hari makan secara normal. Karena waktu makan terbatas, maka menu yang dikonsumsi pun juga otomatis akan terbatas.

Intermittent fasting berkaitan dengan lajunya ritme sirkadian tubuh. Melansir Medical News Today, Senin, 3 Oktober, ritme sirkadian mewakili siklus metabolisme 24 jam dalam tubuh. Termasuk secara alamiah mengontrol siklus tidur-bangun, tekanan darah, pengaturan suasana hati, dan keseimbangan hormon.

manfaat intermittent fasting
Ilustrasi manfaat intermittent fasting (iStock/TanyaJoy)

Penelitian membuktikan bahwa semakin lama waktu makan, mulai dari 12-15 jam sehari, dapat mengganggu ritme sirkadian. Pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan diabetes tipe 2. Jadi, tujuan utama untuk menjalankan intermittent fasting adalah untuk makan dengan batasan waktu pada siang hari dengan memperpanjang periode puasa semalaman.

Diet intermittent disebut sebagai cara untuk menjaga kesehatan. Puasa dilakukan tidak kurang dari 12 jam. Meskipun puasa dalam diet ini minimal diperlukan selama 16 jam. Efek positifnya pada kesehatan, seperti berikut ini.

1. Menurunkan kolesterol total

Temuan dari seluruh penelitian, menunjukkan perubahan kadar kolesterol yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Puasa intermiten berpotensi menurunkan kolesterol jahat atau LDL dan trigliserida dengan meningkatkan kolesterol baik atau HDL. Kalau LDL meningkat risikonya buruk pada jantung. Artinya memerlukan strategi diet agar menjaga kadar kolesterol tetap baik.

2. Kadar gula darah terkontrol

Intermittent fasting adalah cara untuk mengontrol gula daran dengan mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. Dengan begitu, kadar gula darah dan HbA1C (hemoglobin terglikasi) puasa lebih rendah.

Penelitian dilakukan pada pria dewasa dengan diabetes tipe 2. Dengan menjalani diet intermittent fasting, hasil laporan dari partisipan menunjukkan potensi diet ini sebagai pendekatan terapeutik. Diet ini dapat mengurangi kebutuhan akan terapi insulin.

3. Perubahan komposisi tubuh

Perubahan berat badan dan komposisi tubuh adalah salah satu efek diet intermittent fasting. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan berat badan antara 3-7 persen rata-rata selama 8 minggu. Penelitian ini juga mencatat dapat menurunkan komposisi lemak dalam tubuh.

Puasa dalam pola 14:10, atau waktu makan selama 10 jam dan puasa 14 jam, dapat berpengaruh pada lingkat pinggang, persentase lemak tubuh, dan lemak visceral.

4. Mengurangi risiko inflamasi

Sebuah tinjauan pada tahun 2015, sejumlah 2.650 perempuan dewasa menunjukkan bahwa mengurangi asupan kalori di malam hari dengan diet intermittent. Berpuasa dalam waktu yang lebih lama pada malam hari, dapat menurunkan peradangan atau inflamasi serta risiko kanker payudara.

Penelitian pada 2.092 pria selama periode 16 tahun yang menjalani pengurangan makan larut malam dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung.

Di samping bermanfaat bagi kesehatan, intermittent fasting juga memiliki risiko terkait dengan peningkatan tasa lapar, suasana hati memburuk, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi. Tetapi, karena manfaatnya baik untuk kesehatan, maka perlu dilakukan secara sesuai kapasitas masing-masing tubuh.