YOGYAKARTA – Pesan yang ditanggapi dengan singkat menggunakan satu atau dua kata, kerap disebut dry texting. Bentuk komunikasi semacam ini dianggap merusak suasana hati. Tetapi apakah karena ekspektasi lebih atau karena hal lain, pakar sebutkan penyebab atau pemicunya.
Saling berkirim pesan, merupakan karakter kehidupan modern. Bagi banyak orang, mungkin wajar apabila membalas pesan apa adanya menggunakan satu atau dua kata saja. Namun tak sedikit yang suasana hatinya terganggu karena balasan pesan yang singkat. Kalau kata terapis hubungan, Elizabeth Earnshaw, LMFT., balasan singkat seperti “Keren”, “Tidak apa-apa”, “Tentu bisa”, membuat seseorang tidak yakin bagaimana nada pesan yang mereka diterima.
Fakta yang diungkapkan berdasarkan survei pada 2017, 71 persen dari 2.000 orang Amerika Serikat menggunakan ekspresi visual untuk membalas chat. Seperti emoji, stiker, dan GIF untuk membalas pesan. Survei tahun 2022 juga menunjukkan bahwa dari 1.000 pekerja, 10 persen percaya pesan tak lengkap tanpa emoji. Hasil survei ini menunjukkan secara umum bahwa dry texting akan terlihat sangat jelas.
Lantas kenapa seseorang membalas pesan dengan singkat dan kering?
1. Karena sibuk dan tak punya banyak waktu
Kalau jelas Earnshaw, mungkin sebenarnya orang tersebut lebih ramah daripada pilihan kata yang dikirim dalam pesan. Masalahnya bukan pada percakapan tetapi pada personal masing-masing baik yang menerima atau pengirim dry texting. Selalu ada potensi bahwa seseorang benar-benar sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk memberi nuansa pada teks mereka. Atau mereka merasa bahwa pengirim pesan hanya membutuhkan jawaban apa adanya dan tidak lebih.
2. Kesulitan berkomunikasi melalui teks
Pada tingkat yang lebih dalam, mungkin juga bahwa pengirim pesan kering kesulitan berkomunikasi melalui teks dan mereka hanya merasa nyaman berbagi tanggapan singkat. Kemungkinan lain penyebab dry texting menurut psikoterapis Anita Astley, LMFT, karena pengirim pesan kering mungkin menderita kecemasan sosial dan kesulitan mengomunikasikan pikiran dan perasaan mereka melalui kata-kata tertulis.
3. Menjauh dari Anda
Selain alasan pribadi, dry texting juga cerminan dari bagaimana mereka memandang hubungan dengan Anda. Karena pesan teks yang kering, dapat digunakan untuk tidak mencurahkan perhatiannya bercakap dengan Anda.
"Itu bisa menjadi cara mereka menjauhkan diri dari Anda dengan menyabotase komunikasi yang berhasil," terang Astley.
Di samping alasan di atas, dry texting mengarah pada perilaku pasif-agresif. Yang mana tidak tertarik mengungkapkan atau mendengarkan keluhan. Mereka mungkin juga mengirim pesan singkat untuk ungkapkan kekesalan, kemarahan, atau alasan psikologis lain.
Nah, pesan Astley, dalam percakapan perlu dibangun konteks yang jelas. Membangun konteks, memerlukan upaya lebih lanjut dalam berkomunikasi. Misalnya, bertanya apakah waktunya senggang kemudian utarakan apakah nyaman jika diajak berkirim pesan via Whatsapp atau pesan elektronik platform digital lainnya. Dengan begitu, ekspektasi enggak terlalu tinggi dan komunikasi timbal balik akan lebih sehat.