JAKARTA - Syuting di pedalaman gunung Salak, sutradara film horor Iblis Dalam Darah, Yannie Sukarya mengaku punya pengalaman mistis. Daerah yang sepi seharusnya tidak ada orang melakukan aktivitas di sungai saat malam.
Tapi, saat syuting di sungai, Yannie melihat seorang ibu dan anak dengan baju putih di lokasi syutingnya. "Itu jam sembilan malam, kalaupun warga desa untuk apa di sungai malam-malam. Saya minta kru untuk meminta mereka minggir supaya nggak in frame," ujar Yannie ditemui di Pal Merah, Jakarta Selatan, Senin, 13 Maret.
Setelah didekati, ternyata ibu dan anak itu sudah tidak ada. "Kita semua lihat kan, tapi tiba-tiba ilang. Ya nggak tahu kemana perginya," paparnya.
Sebelumnya, Michelle Joan juga dibuat heran ketika genset tidak bisa bergerak sama sekali untuk dibawa naik ke lokasi syuting. "Kita mau syukuran doa bersama sebelum syuting. Semua sudah siap tapi gensetnya nggak bisa naik. Awa warga desa yang kasih tahu, doa dulu. Beneran kita doa dulu, itu genset langsung bisa jalan itu," kata Michelle.
Mereka bersyukur akhirnya syuting lancar. "Kita di gunung itu benar-benar total syuting doang. Karena nggak ada aktivitas lain, sinyal aja susah," imbuhnya.
Yannie mengatakan bahwa sejak kecil dia memang gemar menonton film horor sehingga pilih genre yang sama untuk debut sebagai sutradara.
“Terus mungkin juga karena ada pengalaman-pengalaman masa kecil juga di rumah lamaku yang banyak kejadian horor. Biasanya orang kan malah jadi kapok, kalau aku malah jadi senang,” kata Yannie.
Lebih lanjut, Yannie juga mengaku bahwa menjadi sutradara pun merupakan cita-citanya dari kecil. Sehingga, melalui Iblis Dalam Darah dirinya pun bisa mewujudkan impiannya tersebut.
“Aku mau jadi sutradara itu karena menurutku memang pekerjaan yang seru banget. Kita tuh bisa create dunia kita sendiri dan kita kasih lihat ke orang-orang. Itu yang seru banget buatku,” jelas Yannie.
Meski senang dengan film bergenre horor bukan berarti Yannie tidak merasa takut dengan hal-hal yang berbau mistis karena dia mengaku tetap merasakan ketakutan itu.
BACA JUGA:
Kendati demikian, Yannie pun merasa bahwa dari rasa takut itulah yang bisa membantu dirinya untuk menggarap film horor, sehingga dia dapat menggambarkan rasa takutnya tersebut kepada penonton dan menyampaikanya lewat adegan.
“Menurut aku, sutradara horor itu sendiri juga harus punya rasa takut. Jadi bisa menggambarkan rasa ketakutannya di filmnya, justru rasa takut itu yang bisa membantu kita (sutradara) untuk gimana caranya ‘Kalau gue takutnya begini, mungkin orang juga takutnya sama’",” ujarnya.
Yannie pun mengaku bersyukur bisa mendapatkan tim yang baik dan solid sehingga bisa membantu dirinya ketika menggarap film pertamanya ini. Akan tetapi, Yannie juga mengaku menghadapi kesulitan seperti cuaca yang tidak bersahabat saat menyutradarai “Iblis Dalam Darah”.
“Di Gunung Salak hujan terus-terusan. Tapi karena adegan filmnya kebanyakan malam, jadi aman sih. Kalau nggak terkendala itu pun memang syutingnya banyak malam,” lanjutnya.
Meskipun sudah mewujudkan cita-citanya, namun Yannie pun berharap ke depannya dia bisa lebih baik lagi dan membuat karya-karya yang lebih baik.