Hindari Menghakimi Anak, Begini Cara Menjadi Orang Tua yang Sabar dan Tegas
Ilustrasi cara menjadi orang tua yang sabar dan tegas (Freepik/jcomp)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Pola pikir orang tua, berperan besar dalam bersikap pada putra-putrinya. Termasuk untuk menjadi orang tua yang sabar namun tetap tegas, dibutuhkan ‘peralatan’ sehingga menjalankan perilaku sehat.

Psikolog Jeffrey Bernstein, Ph.D., menyarankan para orang tua untuk berlatih pernapasan dalam, relaksasi otot, strategi terapi kognitif, visualisasi positif, psikologi positif untuk perilaku sehat, dan strategi efektif dalam mengengarkan. Melansir Psychology Today, Kamis, 23 Februari, berikut cara menjadi orang tua yang sabar tetapi tetap tegas menurut psikolog sekaligus penulis 10 Days to a Less Defiant Child.

1. Jadilah pendengar yang aktif

Jika berada dalam konflik, ajaklah anak untuk melihat bagaimana perasaan yang sebenanya. Hindari terlalu menghakimi karena membuat anak Anda merasa dikritik dan akan membuatnya menjadi defensif. Misalnya dengan mengucapkan, “Tolong bantu ibu memahami mengapa kamu tampak kesal”. Pernyataan sederhana ini membuat anak mengingat kembali dan merasa didengarkan ketika ia menjelaskan.

cara menjadi orang tua yang sabar dan tegas
Ilustrasi cara menjadi orang tua yang sabar dan tegas (Freepik/Racool_studio)

Penting untuk diketahui, membentak anak bisa memengaruhi sisi emosionalnya. Seperti yang diungkapkan penelitian di University of Pittsburg di Pennsylvania dan University of Michigan. Bahwa disiplin verbal yang keras dari orang tua sangat merusak dan berpotensi memiliki masalah perilaku. Artinya, ketika berada dalam konflik yang tegang, cobalah untuk berlatih pernapasan agar emosi tidak melompat dan mengatakan kalimat verbal yang keras.

2. Jangan responsif

Dengan tidak responsif, artinya Anda memahami bagaimana mengerem untuk tidak berteriak. Meskipun pemahaman saja mungkin tidak menghentikan Anda untuk berteriak. Tetapi ini sedikit membantu. Mulailah dari menganalisis apa yang ingin anak Anda ubah dan jelaskan secara rasional kepadanya. Semakin Anda melambat atau tidak responsif, semakin sedikit reaksi emosional dan semakin kecil kemungkinan berteriak.

3. Jangan tersinggung

Kalau anak Anda membangkang, cobalah untuk tidak tersinggung. Perlu disadari, anak Anda yang membangkan meski memprovorasi Anda untuk berteriak, mereka sebenarnya berperilaku memperjuangkan diri dan bukan perjuangan Anda. Ini mungkin akan membantu Anda tidak terlalu frustasi dan berisiko berteriak.

Itulah cara menjadi orang tua yang sabar, meski anak membangkan dan berperilaku tidak sesuai ekspektasi. Penting dipahami, bersikap tegas berbeda dengan berteriak, menghakimi, dan marah. Jadi Anda tetap bisa tegas dalam menyampaikan masalah secara rasional tetapi tetap membangun mental anak dengan baik.