Bagikan:

YOGYAKARTA – Melindungi anak dari berbagai marabahaya tentu kewajiban orang tua. Tetapi terlalu protektif, tidak membuat anak belajar mandiri dan mengembangkan minatnya. Maka dari itu, penting untuk tetap suportif pada minat anak dan memberikan kesempatan mereka berkembang sesuai dengan cita-citanya. Untuk itu, simak tips berikut untuk menjadi ortu yang suportif.

1. Bersikap empati

Penelitian menunjukkan, menjadi orang tua yang suportif bermanfaat luas bagi anak. Anak-anak jadi lebih siap menangani situasi yang membuat mereka stres, mampu menangani emosi mereka sendiri, dan terampil bersosial. Cara untuk menjadi ortu yang suportif, pertama, kembangkan empati. Tempatkan diri pada posisi mereka dan ketahui betul situasi yang dihadapi anak. Meski tetap perlu memastikan tali sepatu terikat kencang, sepatu nyaman dipakai, dan teman-temannya berlaku baik. Tetapi ketika mengembangkan empati akan membuat anak merasa nyaman bersandar pada orang tua ketika mengalami kesulitan.

cara menjadi orang tua yang suportif mendukung minat anak
Ilustrasi cara menjadi orang tua yang suportif mendukung minat anak (Freepik/rawpixel.com)

2. Pahami dan masuki dunia anak Anda

Istilah lainnya dari memahami dan memasuki dunia anak, adalah menjadi murid bagi mereka. Anak Anda mungkin tertarik musik, olahraga, seni, kerajinan, hingga fotografi. Gali apa yang mereka minati dan ceritakanlah pengalaman Anda dalam menemukan apa yang Anda minati. Melansir First things First., Rabu, 30 Oktober, tetap pegang kunci, bahwa anak Anda adalah seorang individu yang sedang mencari diri dan perlu perhatian penuh serta penghargaan atas apa yang telah mereka capai.

3. Bersikap terbuka dan mau bertanya

Memberi support berarti melakukan sesuatu. Tetapi yang paling diperlukan anak-anak dari orang tuanya, antara lain mendengarkan dan memahami hal sulit yang mereka hadapi. Atau memahami serta mendengarkan kisahnya sehari-hari.  Dengan begitu Anda memberi ruang anak Anda untuk berproses. Jagalah tetapi bereaksi tidak berlebihan, terutama ketika anak menghadapi situasi sulit.

4. Luangkan waktu untuk saling terkoneksi baik secara emosional maupun fisik

Orang tua perlu menciptakan waktu yang mana Anda dan anak terlibat dalam aktivitas tertentu. Misalnya, menyisihkan waktu bermain bersama mereka, menonton, belajar, hingga menekuni hobi. Anak-anak merasa didukung ketika mereka tahu bahwa mereka diperhatikan, didorong untuk tumbuh, dan merasa memiliki rasa memiliki dalam keluarga Anda.

5. Hargai sebagai proses, bukan hasil

Saat Anda menjalani cara menjadi orang tua yang suportif di atas, harus didasari perspektif bahwa anak-anak sedang berproses. Maka hargailah setiap upaya mereka, bukan hasil yang mereka capai. Anak-anak mungkin gagal atau melakukan kesalahan, hindari menghakimi tetapi dukung mereka untuk belajar memperbaiki. Karena menjadi orang tua yang suportif, berarti memahami dunia anak. Termasuk memahami perasaan, ketakutan, dan frustasi mereka tanpa membuat situasi tersebut dalam ukuran Anda sebagai orang dewasa.