Bagikan:

JAKARTA - Sebelum peristiwa yang terjadi di salah satu hotel di Kediri, Jawa Timur pada 8 Januari lalu, Venna Melinda mengaku dirinya sudah mengalami tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari Ferry Irawan beberapa bulan sebelumnya.

Sepuluh bulan pernikahannya dengan Ferry, Venna mengaku beberapa kali diperlakukan dengan kasar oleh suaminya, terutama ketika permintaan untuk melakukan hubungan suami-istri ditolak.

Dengan sebagian besar tindak kekerasan terjadi di dalam rumah, Venna masih mengingat pertama kalinya ia diperlakukan dengan kasar oleh Ferry di luar rumah ketika sedang berada di sebuah hotel di Medan, Sumatera Utara.

“Tapi di bulan November tanggal 17, saya ingat banget saya harus ada di Medan dalam rangka undangan sebagai influencer, kata Venna menjelaskan tindak KDRT yang ia alami kepada awak media di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan pada Rabu, 1 Januari.

“Untuk KDRT pertama di luar rumah, ya di medan itu. Di dalam kamar itu, pagi-pagi seperti biasa ada keinginan yang tidak terpenuhi,” sambungnya.

Kemudian, ibu dari Verrell Bramasta itu berkisah bagaimana dirinya yang harus mempersiapkan diri untuk menjalani sebuah acara dihalangi Ferry. Menurutnya, ia harus bertengkar ketika menolak keinginan suaminya untuk melakukan hubungan intim pagi itu.

Berawal dengan kekerasan verbal, Ferry melanjutkan aksinya dengan berbagai kekerasan fisik. Pagi itu, Venna mengaku dirinya dipiting di bagian perut hingga diangkat dan kemudian dijatuhkan berulang kali.

Pada saat itu, Venna mengatakan Ferry dengan sengaja membesarkan volume suara tv di dalam kamar agar pertengkaram dam teriakannya tidak terdengar dari luar.

“Jadi enggak ada yang dengar saya pada saat itu. Sampai setengah 9 saya bilang 'Bi, ini saya mau acara'. Dia bilang ‘Gapapa, kita bikin malu aja. Kan kamu lagi enggak pakai baju, saya juga enggak pakai baju, kita bikin viral aja, kita mati berdua di sini',” kisahnya.

Pagi itu, Venna mengaku baru diperbolehkan keluar dari kamar hotel 5 menit sebelum acara dimulai. Ia pun harus menghadiri dengan kondisi yang lemas dan suara yang sudah habis.