Dermaplaning, Terapi Kecantikan untuk Menghilangkan Lapisan Teratas Kulit
Ilustrasi (Engin Akyurt/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Dermaplaning dipilih banyak beauty enthusiast karena dipercaya bisa membuat kulit lebih halus hingga memudarkan bekas jerawat. Melansir WebMD, Selasa, 10 Januari, dermaplaning adalah treatment eksfoliasi kulit dengan cara menggunakan alat menyerupai pisau bedah guna menghilangkan lapisan teratas kulit.

Dermaplaning berbeda dengan dermabrasi, di mana ahli kecantikan atau dokter menggunakan sikat berputar berkecepatan tinggi untuk mengelupas kulit. Pada dermaplaning, ahli menggunakan pisau bedah atau alat yang disebut dermatom. Dokter atau ahli kecantikan menggerakkan dermatom, yang terlihat seperti pisau cukur listrik, secara perlahan untuk mengikis lapisan atas kulit mati.

Perawatan wajah dengan teknik dermaplaning ini membuat kulit Anda lebih cerah dan halus. Perawatan ini dapat melembutkan garis-garis halus dan kerutan serta meredakan hiperpigmentasi.  Teknik ini juga digunakan untuk mengobati bekas jerawat. Efektif tidaknya treatment ini ditentukan dari jenis dan warna kulit, serta riwayat kesehatan Anda.

Dermaplaning tidak menimbulkan iritasi. Hanya saja efek samping jangka pendek yang mungkin akan Anda alami adalah kulit merah dan bengkak akibat gesekan, nyeri, sensasi terbakar atau kesemutan selama 48 jam setelah perawatan. Sebagian orang mungkin takut melakukan treatment ini karena khawatir bulu di wajah akan tumbuh lebih tebal. Faktanya, bulu di sekitar wajah Anda tak akan tumbuh kembali lebih lebat dari sebelumnya. 

Teknik dermaplaning tidak disarankan untuk orang dengan permasalahan kulit seperti rosacea, psoriasis, eczema, sunburn, dan pada saat jerawat meradang. Jika Anda mengonsumsi isotretinoin, obat resep yang digunakan untuk mengobati jerawat parah, Anda harus menunggu 6 bulan setelah berhenti meminumnya untuk mencoba dermaplaning.