Cherry Angioma Mirip Tahi Lalat Berwarna Merah, Bahayakah? Ketahui Penyebab Menurut Medis
Ilustrasi penyebab cherry angioma dan apakah cherry angioma berbahaya (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Cherry angioma adalah lesi berukuran kecil mirip seperti tahi lalat tetapi berwarna merah. Lesi ini kerap muncul pada area batang tubuh, lengan, dan kaki. Ukurannya tidak besar, hanya sekitar 2-4 milimeter berwarna merah terang hingga gelap. Karena berbentuk bulat seperti buah ceri, maka disebutlah cherry dan angioma karena tumbuhnya berkelompok.

Cherry angioma juga dikenal sebagai Champbell de Morgan karena mengacu pada usia orang yang mengalami, yaitu orang dewasa yang lebih tua. Cherry angioma, mirip juga dengan cherry hemangioma. Bedanya, angioma tumbuh lebih jinak yang tersusun oleh pembuluh darah atau pembuluh limfatik. Sedangkan hemangioma, adalah tersusun dari pembuluh darah saja yang muncul pada masa bayi hingga masa kanak-kanak.

Berdasarkan perkiraan, 50 persen orang dewasa memiliki cherry angioma pada kulit setelah mereka berusia 30 tahun. Melansir laman Cleveland Clinic, Senin, 26 Desember, cherry angioma umum terjadi pada 75 persen orang dewasa berusia 75 tahun atau lebih tua. Namun, setiap orang berpotensi memiliki cherry angioma meskipun lebih sering dialami orang lebih tua.

penyebab cherry angioma
Ilustrasi angioma vs hemangioma (Freepik)

Cherry angioma dapat muncul pada orang sehat dan orang-orang yang memiliki kondisi medis tertentu. Lesi kecil ini tidak tergolong berbahaya, meski tumbuh berkelompok dan sulit dibedakan antara melanoma ataupun tahi lalat.

Para ahli menjelaskan, penyebab cherry angioma tidak diketahui secara pasti. Tetapi beberapa penelitian mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu munculnya angioma pada kulit. Di antaranya, penuaan, kehamilan terkait dengan perubahan hormon, mutasi genetik, dan paparan bahan kimia seperti nitrogen mustard topikal, bromida, dan butoksietanol.

Gejala cherry angioma, tidak diikuti gejala lain seperti gatal. Tetapi apabila kulit sekitar cherry angioma terasa gatal, hati-hati ketika menggaruknya karena bisa berdarah. Benjolan gatal kulit sebenarnya tidak terkait dengan angioma. Tetapi seseorang bisa karena alergi, jerawat, kulit kering, herpes zoster, sehingga menyebabkan kulit sekitar angioma terasa sangat gatal.

Pada perempuan hamil, cherry angioma diperkirakan muncul karena kadar prolaktin tinggi. Prolaktin adalah hormon yang dibuat oleh kelenjar pituitari. Cherry angioma, seringnya akan uncul dan hilang sendirinya setelah melahirkan.

Bagaimana cara pengobatan cherry angioma? Karena lesi mirip tahi lalat ini tidak berbahaya, sebenarnya tidak memerlukan pengobatan khusus. Tetapi karena tampilannya mungkin dianggap mengganggu, maka perlu dilakukan pembedahan kecil oleh dokter ahli untuk mengangkatnya. Perlu diketahui, pengangkatan cherry angioma dengan pembedahan bisa menyisakan bekas atau jaringan parut. Jadi, harus ditangani langsung oleh pakarnya sehingga meminimalisir risiko tak diinginkan.