Bagikan:

JAKARTA - Anda mungkin beranggapan bahwa kejadian tidak menyenangkan yang pernah terjadi dalam hidup kini tidak lebih dari sekedar kenangan. Tapi mungkin belum tentu yang lain sependapat dengan pemikiran Anda.

Kenangan akan kejadian tidak menyenangkan bisa memicu munculnya trauma pada seseorang dan jika trauma tersebut tidak diatasi dengan baik. Maka akan berpengaruh buruk pada kehidupan seseorang. 

Berikut adalah lima tanda perilaku yang disebabkan oleh trauma masa kecil yang belum disembuhkan hingga dewasa. Melansir Psychology Today, Selasa, 20 Desember. 

Perilaku menyenangkan orang lain

Anak-anak yang berjuang keras mendapat perhatian di masih kecil paham bahwa untuk mendapat perhatian tersebut, mereka perlu membuat orang lain senang. Sejak usia dini, mereka belajar bagaimana cara melibatkan orang untuk senang pada mereka demi menghindari rasa sakit emosional apabila tidak disukai atau dimarahi orang.

Perfeksionis

Jika Anda cenderung berlaku perfeksionis saat ini, mungkin ada trauma masa kecil yang belum disembuhkan. Bisa jadi, saat kecil Anda selalu diarahkan orang tua tidak melakukan kesalahan. Sehingga Anda kurang familiar dengan cara mengatasi kegagalan dan jadi perfeksionis merupakan pilihan tepat.

Membandingkan diri dengan orang lain

Kerap membandingkan diri dengan orang lain saat Anda dewasa juga jadi tanda trauma masa lalu yang belum hilang. Hal ini erat kaitannya dengan harga diri yang rendah. Mungkin saat kecil, Anda sering dibandingkan dengan saudara kandung atau teman sebaya. Sehingga Anda merasa Anda tidak pernah sebanding dengan orang lain. 

Menghindari menjalin hubungan atau dekat dengan orang 

Hal ini sering kali disebabkan oleh rasa takut dekat dengan orang lain karena Anda takut disakiti. Ini bisa terjadi karena waktu kecil Anda kerap disakiti atau ditinggalkan orang tua. Sehingga Anda berusaha sedemikian mungkin menghindari orang lain agar tidak disakiti saat dewasa.

Sering berganti pasangan

Sama seperti mereka yang menghindari hubungan untuk menghindari rasa sakit emosional, mereka yang kerap bergonta ganti pasangan seringkali berusaha mengisi kekosongan yang tersisa dari luka sebelumnya. Perilaku ini dilakukan demi membuktikan bahwa Anda bisa dicintai dan berharga dalam sebuah hubungan.