YOGYAKARTA - Erino Gudono dan Kaesang Pangarep menjalani prosesi pernikahan adat Jawa yang syarat simbol dan makna. Salah satu adat pernikahan Jawa yang cukup menarik adalah sungkeman. Dalam Bahasa Jawa, “Sungkeman yaiku pinanganten nyuwun pangestu marang wong tuwa.” Artinya, kedua mempelai meminta restu kepada kedua orang tuanya. Lalu apa makna sungkeman pernikahan adat Jawa?
Ritual ini bertujuan agar ketika mereka sudah menjalani hidup berdua bisa mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa karena telah mendapatkan restu orang tua. Namun, tahukah kamu bahwa di sisi lain terdapat berbagai makna luar biasa dari adat tersebut?
Pasalnya, di komponen permulaan tadi telah diterangkan bahwa “sungkeman yaitu nyuwun pangestu wong tua kekalih.” Sebab itulah, saat ritual ini dijalankan acap kali terjadi isak tangis haru baik dari pihak mempelai ataupun orang tuanya.
Makna upacara ini sesungguhnya benar-benar dalam seperti halnya kebudayaan Jawa lainnya. Tak heran sekiranya hingga kini adat itu masih konsisten dijalankan di tengah perkembangan zaman. Konon, saat mendapatkan ridho, pernikahan akan menjadi lebih langgeng.
Makna Sungkeman Pernikahan Adat Jawa
Perlu Anda tahu bahwa kebudayaan Jawa benar-benar menekankan saling menghormati, khususnya terhadap pihak lebih tua. Selain istilah, sungkeman sendiri memiliki arti pertanda hormat dan bakti. Dalam konteks pernikahan, bakti itu dialamatkan pada kedua orang tua.
Jadi, dapat dikatakan tak sekedar minta ridho, adat itu juga bertujuan minta maaf jika selama menjadi anak masih mempunyai banyak kekeliruan. itu, masih ada sebagian makna lain yang tentunya benar-benar dalam. Apa saja itu?
Sebagai wujud rasa terima kasih
Sesudah menjalani pelaksanaan pernikahan, karenanya pasangan akan melakukan rumah tangganya sendiri tanpa adanya campur tangan pihak lain. Dapat dikatakan itu merupakan bentuk “perpisahan” antara anak dan orang tuanya.
Oleh sebab itu, di upacara ini rasa terima kasih dilakukan oleh mempelai sebab semenjak kecil sampai dewasa sudah merawat dengan amat| bagus. Tanpa kasih sayang mereka, mungkin saja perjalanan selama ini tak akan berjalan baik.
Sebagai usaha penyadaran diri
Manusia memang tempatnya kekeliruan. Ritual ini memiliki makna cukup dalam, yaitu sebagai usaha dalam menyadarkan diri bahwa kekeliruan pasti pernah dikerjakan, mau itu oleh anak ataupun orang tuanya.
Itulah sebabnya banyak pendahulu mengatakan, “Tujuane sungkeman yaiku nyadarno awak marang salah” yang berarti menyadarkan diri akan kekeliruan tiap-tiap individu. Jadi, sebab sifatnya cenderung universal, mungkin saja tempat lain mempunyai ritual sama cuma berbeda nama saja.
Menjadi sarana merendahkan hati
Kekeliruan tak melihat umur. Malahan, yang lebih tua bahkan konsisten pernah menjalankan kekeliruan. Oleh sebab itu, ritual ini menjadi salah satu sarana merendahkan hati bahwa terlepas dari umur, kedua pihak konsisten semestinya merendah serta menyingkirkan ego masing-masing.
Di satu sisi, seorang anak pasti acap kali menjalankan kekeliruan. Semacam Itu juga dengan orang tua, mulai dari sistem mengajar, bagaimana memberikan teguran, dan sebagainya.
BACA JUGA:
Apakah sungkeman itu wajib?
Diamati dari aturan asalnya, sungkeman sama sekali tak bertentangan dengan syariat Islam. Sungkeman umumnya diawali dengan posisi orang yang lebih muda berjongkok sambil mengecup tangan. Hal itu ditujukan untuk memuliakan orang tua. Dalam praktiknya, syariat tak pernah melarang praktik itu. Apakah wajib? Ya bagi snak ya sudah seharusnya…
Bagaimana proses sungkeman?
- Orang tua duduk di tempat duduk atau daerah yang lebih tinggi. Prosesi ini menandakan bahwa orang tua harus diperlakukan secara hormat oleh semua anak.
- Apit kedua tangan dengan kepala menunduk dan posisi jongkok di depan orang tua. ...
- Ciumlah tangan orang tua sambil mengungkapkan kalimat maaf.
Jadi setelah mengetahui makna sungkeman pernikahan adat jawa, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!