YOGYAKARTA – Betapa bahagia ketika memiliki kucing peliharaan kesayangan yang sehat. Tetapi ketika menemukan bulu-bulu rontok di lantai atau di sofa, tentu Anda perlu segera mengatasinya. Selain perlu segera dibersihkan agar tidak berterbangan, si anabul juga perlu diperiksa kesehatannya.
Ketika bulu kucing di rumah rontok, umumnya disebabkan alergi kutu. Namun, faktor yang menyebabkan tidak hanya satu. Artinya perhatikan penjelasan berikut mengenai penyebab bulu kucing rontok parah.
1. Alopecia
Pada kucing, alopecia dipahami sebagai alergi kulit. Menurut Fiona Bateman, asisten profesor dermatologi di University of Georgia’s Veterinary Teaching Hospital, bulu kucing rontok paling umum dialami. Beberapa kucing herediter, misalnya kucing Sphynx terlahir tanpa bulu dan tidak akan pernah mengalami kerontokan.
Terdapat beberapa jenis alopecia, di antaranya alopecia preauricular yang terjadi karena peipisan bulu pada strip kulit antara telinga dan mata. Ini menurut pakar dianggap normal. Bulu kucing yang rontok, umumnya akan tumbuh kembali jika tidak menunjukkan adanya penyakit serius.
2. Alergi karena kutu
Kutu menggigit dan mengiritasi kucing manapun. Tetapi beberapa kucing memiliki hipersensitivitas terhadap antigen di dalam air liur kutu. Kucing yang alergi karena gigitan kutu, dapat merasakan sangat gatal dan lebih banyak aktivitas menggaruk alih-alih bahagia bermain.
Nah, bulu kucing rontok karena alergi kutu tidak terjadi begitu saja. Karena bagian tubuhnya yang digigit kutu akan dijilat dan digaruk, sehingga bulu tercerabut. Selain karena kutu, kucing juga bisa mengalami alergi karena tungau, alergi makanan, dan alergi lingkungan.
3. Sakit
Terkadang, kucing terlalu sering menjilati area tubuhnya bukan karena gatal. Tetapi karena jaringan di bawah kulitnya sakit, kata dokter Bateman. Seekor kucing dengan radang sendim mungkin terus-menerus menjilat sendi yang sakit untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan. Otomatis bulu-bulu juga dijilati dan menjadi botak di sekitarnya.
4. Infeksi
Penyebab bulu kucing rontok karena infeksi, tidak seperti karena alergi yang lebih sering dialami. Kucing dengan kondisi infeksi yang menular, seperti infeksi staph dan jamur, dapat kehilangan bulu di area yang terkena. Untuk mengatasi ini, Anda perlu membawa kucing ke dokter atau klinik hewan terdekat sehingga mendapatkan resep dan perawatan yang tepat.
5. Gangguan endokrin
Kucing yang bulunya rontok, mungkin mengalami hipertiroidisme, atau tiroid yang terlalu aktif sehingga menyebabkan penurunan berat badan dan gejala lainnya. Di luar tiroid, jika kucing mengalami ketidakseimbangan hormon dan dalam peningkatan kadar steroid dalam tubuh, folikel rambut bisa mati. Kadar hormon juga tidak normal sehingga rambut baru tidak akan tumbuh kembali.
6. Efek samping obat
Obat prednisone transdermal menyebabkan alopesia dan keriting pada daun telinga. Menurut dokter Hayworth dilansir Catster, Jumat, 18 November, pengobatan harus dihentikan kalau mengakibatkan kondisi buruk pada kucing.
7. Kanker
Kanker pada kucing, sebenarnya jarang menjadi penyebab kucing kehilangan bulu-bulu halusnya. Kemungkinan besar kerontokan bulu kucing bukan hal serius. Tetapi neoplasia, istilah untuk pertumbuhan abnormal yang disebabkan pembelahan sel yang tidak terkendali, dapat menyebabkan bulu kucing rontok.
BACA JUGA:
Kondisi serius lainnya terjadi akibat kanker, yang disebut paraneoplastic alopecia. Penyakit ini berhubungan dengan gatal dan kulit lembap sehingga menyebabkan kerontokan bulu. Namun, penyebab bulu kucing rontok parah karena kondisi serius ini jarang terjadi.