Bagikan:

JAKARTA - Serial Dapur Napi bakal tayang di Vidio mulai 10 November. Serial yang ditulis Gina S. Noer ini disutradarai oleh Rein Maychaelson dan Adis Kayl. Dibintangi Clara Bernadeth, Asmara Abigail, Poppy Sovia, Shenina Cinnamon dan Andri Mashadi, Dapur Napi mengisahkan upaya napi deradikalisasi untuk kembali ke masyarakat.

Gina S. Noer mendapatkan ide serial Dapur Napi setelah menonton liputan mendalam tentang program deradikalisasi untuk mengembalikan mantan teroris ke masyarakat.

“Ada yang soal minta maaf ke keluarga, susahnya diterima kembali, dan salah satunya ada restoran di Solo yang pekerjanya adalah mantan teroris," kata Gina dalam keterangan media, Rabu, 19 Oktober.

Gina mengatakan karena dirinya tidak paham soal terorisme, dia merefleksikan perjalanannya sebagai perempuan dan ide Dapur Napi muncul setelah berbincang dengan Amelya Oktavia yang juga mencetuskan serial ini.

"Makanan itu dibutuhkan, bisa jadi favorit, kadang kita tidak perlu tahu siapa yang bikin. Dengan cerita ini kami bermain dengan ide, apakah masyarakat bisa menerima mantan napi semudah mereka menerima makanan enak?”

"Dapur Napi" bercerita tentang Laila, mantan napi yang hendak kembali melanjutkan hidup dengan membuka restoran, mendapat penolakan dari pihak keluarga korban Laila dan masyarakat sekitar. Apakah ada kesempatan kedua baginya? Laila kemudian bertemu dengan banyak orang yang mengubah hidupnya.

Secara spesifik Amelya Oktavia menambahkan, “Salah satu yang membuat ide ini muncul adalah ketika kita mendengar cerita di sebuah diskusi publik tentang bagaimana tersangka terorisme yang berusaha untuk kembali ke masyarakat. Salah satu ceritanya ada yang buka restoran. Kemudian yang menarik, ketika membuka restoran, mereka jadi banyak berinteraksi langsung dengan pembeli yaitu masyarakat umum dan perlahan membangkitkan kembali rasa kepercayaan masyarakat ke mereka. Begitu juga sebaliknya, dampaknya positif.”

Rein Maychaelson berkata bahwa series ini mengeksplorasi tema kesempatan kedua, kehilangan, persahabatan, dan berdamai dengan masa lalu.

“Series ini mewakili perempuan mantan napi yang menginginkan kesempatan kedua ketika kembali ke tengah masyarakat. Sebagai masyarakat Indonesia mungkin di sekitar kita pernah mengalami dan merasakan keberadaan sosok perempuan mantan napi. Jika selama ini kita tidak pernah bersikap objektif dan adil dalam menilai mereka, mungkin series ini bisa mengetuk para hati untuk menerima mereka di lingkungan sekitar dan memberikan kesempatan kedua," lanjut Adis.

Adis mengatakan penonton juga bisa melihat sudut pandang mantan napi dari sisi lain di serial ini, juga pelajaran tentang kehidupan yang didapatkan di penjara yang menjadikan karakter dalam serial punya keunikan masing-masing dan dicintai penonton.