Sambut 16 HAKTP, Film LIKE & SHARE Soroti Kegagapan Teknologi yang Memicu Kekerasan Seksual
Pemain Like & Share (Puput Puji/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Film film LIKE & SHARE siap tayang 8 Desember di bioskop. Sebelumnya, bakal ada pemutaran khusus di 5 kota besar Indonesia mulai dari tanggal 20 November sampai dengan 5 Desember 2022, yaitu Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan/Makassar.

Pemutaran khusus di lima kota besar Indonesia dilakukan sebagai persembahan untuk publik dalam rangka 16 HAKTP (16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan) dalam bentuk karya film. Film LIKE & SHARE yang dibintangi Aurora Ribero, Arawinda Kirana, Aulia Sarah, dan Jerome Kurnia.

Film karya sutradara Gina S.Noer ini mengeksplorasi kehidupan dari sudut pandang dua gadis remaja, Lisa dan Sarah. Lisa dan Sarah terpapar konten pornografi online. Mereka mencoba melakukan berbagai cara untuk keluar dari pengaruh buruk kecanduan pornografi, namun usaha itu tidaklah mudah.

Film produksi Starvision dan Wahana Kreator ini juga membahas trauma yang dialami dari diskoneksi dengan keluarga, kompleksnya seks di tengah pornografi yang tersebar di sosial media, hingga rapuhnya remaja putri mengalami kekerasan seksual baik langsung atau berbasis online.

"Film bisa menjadi kendaraan untuk menyampaikan isu yang selama ini dianggap tabu, setelah menonton bisa diskusi. Isu di sini sangat penting, saya rasa perlu ambil risiko apapun untuk membuat film ini agar manfaatnya dirasakan bersama," ujar Produser Starvision Plus, Chand Parwez Servia ditemui di Senayan, Jaksel, Senin, 14 November.

Film ini mengandung adegan eksplisit dan terdapat porsi yang lebih rumit mengenai kompleksitas consent dalam relasi sehingga ditujukan untuk penonton dewasa saja. Maka dari itu, penonton perlu memahami kompleksitas tersebut ketika akan menonton film.

"Kami berusaha membuat potongan lebih banyak agar bisa ditonton usia 13+. Kami ingin membuat materi yang memang bisa ditontin usia 13 tahun," janjinya.  

Sebagai ibu, Gina S. Noer menganggap film ini penting karena menuangkan kegelisahannya. "Sebagai seorang perempuan dan ibu dari dua remaja, saya berusaha memahami kompleksitas yang mereka dan generasinya hadapi saat ini. Sebagai manusia, kita pasti berhadapan dengan kerasnya kehidupan," ujarnya.

Kegelisahan itu berawal saat mempromosikan film Dua Gariis Biru banyak tagar berbau protnografi yang ikut nimbrung. "Dari situ saya penasaran ini seperti apa kondisinya orang yang kecandua seks, seperti apa dampaknya. Ternyata besar angkanya," ujar Gina.

Dia berharap film ini menjadi bagian dari langkah untuk mencegah agar angka kekerasan (terutama seksual) bisa menurun dan para penyintas bisa pulih. "Kita mau bersama-sama membangun masyarakat yang lebih paham, ikut mencegah, dan mendampingi korban. arena itu, kita perlu terlibat dalam diskusi sulit, termasuk menonton film fiksi yang mungkin tak nyaman, sebagai salah satu cara demi mencari solusi bersama," tambah Gina S. Noer.

Siti Mazumah selaku Direktur LBH APIK Jakarta mengapresiasi penayangan film LIKE & SHARE.

LBH APIK Jakarta dilibatkan diskusi dalam produksi film Like & Share karena ini juga bagian dari upaya kampanye penghapusan kekerasan berbasis gender online dan pentingnya perlindungan bagi korban,” paparnya.