JAKARTA - Polri menolak disebut kecolongan buntut aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat. Sebab, langkah deradikalisasi sudah terus dilakukan tetapi kelompok teroris itu selalu membangkitkan semangat pelawanan.
"Pengawasan terhadap napiter, eks napi, keluarga dan kelompok dan jaringan lainnya itu terus dilakukan. Jadi tidak ada istilah kecolongan atau ketidakmampuan dan lainnya," ujar Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Rabu, 21 Desember.
Para jaringan teroris selalu mendoktrin anggotanya termasuk para narapidana teroris. Bahkan, tindakan kelompok-kelompok itu disebut dengan counter radikal.
"Karena memang dari jaringan kelompok itu sendiri terus menerus melakukan proses yang kita bilang counter radikal ke kita," sebutnya.
"Kita terus mengawasi mereka tapi pihak mereka terus mencoba membangkitkan giroh dari kawan atau kelompoknya," sambung Aswin.
BACA JUGA:
Aswin menyebut tak jarang narapidana teroris masih terhubung dengan kelompok lain.
Tetapi, langkah deradikalisasi bukan berarti tak dilakukan. Ditegaskan, semua proses penghilangan paham radikal terus berjalan tanpa henti.
"Pengawasan terhadap napiter itu tidak pernah berhenti, 24 jam sehari, nonstop sepanjang tahun," kata Aswin.