Bagikan:

JAKARTA - Densus 88 Antiteror menangkap lima tersangka teroris yang masuk jaringan aksi bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar. Bahkan, satu di antaranya berinisial SU merupakan anak didik Doktor Azhari,  dedengkot teroris asal Malaysia.

"SU belajar bom itu sudah lama, dia itu turunan atau anak didik dari dedengkot ahli teror bom yang kita tahu doktor Azhari," ujar juru bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar dikutip Sabtu, 5 Agustus.

Doktor Azhari merupakan insinyur asal Malaysia yang menjadi dalang dari berbagai aksi teror di Indonesia, seperti Bom Malam Natal 2000, Bom Marriot 2003, dan Bom Bali I dan II. Dedengkot teroris ini tewas dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 di Kota Batu pada 2005.

Kembali ke SU, Aswin menyebut Azhari memang bukan guru langsung. Tetapi, ilmu merakit bom dari dedengkot aksi terorisme itu dimiliki oleh tersangka.

"Azhari punya kader dan kadernya ini yang menjadi guru bagi SU. SU latihan membuat bahan, switch, paket," ungkapnya.

Dalam kasus bom bunuh diri Polsek Astanaanyar, SU disebut memiliki peran besar. Mulai dari merakit hingga menyerahkan bom itu kepada Agus Sujatno yang merupakan 'pengantin'.

"SU mengantar, mengirim sendiri paket yang akan diledakan oleh AS dan menyerahkannya di salah satu daerah," kata Aswin.

Sebelumnya, Densus 88 Polri berhasil membongkar jaringan teroris yang bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, pada 7 Desember 2022. Kelima tersangka tersebut, lanjut dia, berinisial S, AS alias AM, TN, PS, AG, dan R.

"Ada lima tersangka telah diamankan dan tengah diperiksa oleh Densus 88. Mereka merupakan jaringan kelompok yang melakukan bom bunuh di Polsek Astana Anyar," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.