Kandungan dan Efek Minuman Energi Saat Olahraga, Perlukah Dikonsumsi untuk Mendukung Kinerja Otot?
Ilustrasi (Gadini/Pixabay)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Efek minuman energi saat olahraga bisa menggantikan cairan yang hilang melalui keringat. Asupan cairan yang cukup dapat menopang kinerja otot agar semakin optimal.

Minuman berenergi yang dijual di pasaran digambarkan sebagai minuman yang dapat meningkatkan tenaga dan semangat.

Dalam minuman berenergi terkandung sejumlah besar zat stimulant seperti kafein, asam amino taurin, atau pemanis tambahan, dan zat aditif. Oleh sebab itu, tak heran jika sebagian orang mengkonsumsi minuman berenergi saat olahraga agar dapat tenaga tambahan.

Minuman ini memang bisa meningkatkan produktivitas dan daya konsentrasi sehingga memudahkan pekerjaan, sebagai minuman dingin saat berolahraga, maupun aktivitas sehari-hari orang yang meminumnya. Akan tetapi, jika dikonsumsi berlebihan, minuman berenergi justru bisa memberikan dampak berbahaya terhadap kesehatan tubuh.

Kandungan Minuman Berenergi

Seperti yang sudah disinggung di atas, dalam minuman berenergi terkandung kafein yang dapat merangsang aktivitas kinerja otak dan siste saraf tubuh. Kafein bisa membuat tubuh terasa lebih bertenaga.

Sebagian besar minuman berenergi memiliki kadar kafein yang cukup tinggi, yakni sekitar 160-300 miligram per kemasan. Jumlah ini 3-5 kali lipat lebih besar ketimbang jumlah kafein dalam secangkir kopi atau teh.

Padahal, batas maksimal kafein bagi orang dewasa adalah 400 miligram per hari. Selain itu, minuman berenergi juga mengandung gula dalam jumlah yang tinggi, yakni sekitar 40 gram. Itulah mengapa minuman berenergi tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.

Lantas, apa jadinya jika minuman berenergi diminum saat olahraga?

Efek Minuman Energi Saat Olahraga

Sedianya, minuman berenergi berbeda dengan minuman isotonik. Formulasi minuman berenergi ditujukan untuk kafein dan stimulan lainnya. Formulasi tersebut diharapkan dapat memberikan lonjakan energi secara cepat kepada peminumnya, terlebih ketika selesai melakukan olahraga atau aktivas berat lainnya.

Dikutip VOI dari Very Well Fit, konsumsi minuman berenergi sebenarnya tidak dirancang untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat berolahraga. Hal ini terlihat dari tingginya kadar kafein dalam minuman berenergi.

Lantas, perlukah konsumsi minuman berenergi saat olaharaga? Jawabannya beragam.

ilustrasi olahraga
Ilustrasi olahraga (Pexels).

Pasalnya, minuman berenergi dapat diperlukan dan juga tidak, tergantung dari insentitas olahraga atau seberapa berat aktivitas yang dilakukan.

Jika Anda melakukan olahraga ringan atau di bawah 60 menit, Anda cukup minum air putih untuk mengganti cairan yang hilang. Minuman berenergi tidak diperlukan karena termasuk minuman tinggi kalori dan mengandung banyak gula.

Anda berpotensi mengalami kelebihan kalori jika mengonsumsi minuman berenergi saat melakukan olahraga ringan.

Sebaliknya, ketika berolahraga dengan intensitas tinggi, atau di atas 60 menit, tuuh akan kehilangan banyak elektrolit melalui keringat.

Untuk mencegah dehidrasi, Anda membutuhkan elektrolit tambahan. Pasalnya, elektrolit berfungsi untuk menjaga kadar cairan tetap seimbang dan mendukung kinerja otot.

Meski begitu, Anda perlu memperhatikan label minuman bernergi sebelum mengonsumsinya. Kandungan nutrisi yang disarankan pada minuman berenergi adalah 6-18 gram gula dalam larutan karbohidrat 3-6 persen dan 80-160 miligram natrium. Selain itu, perhatikan juga kandungan elektrolut dan vitaminnya.

Demikian informasi seputar efek minuman energi saat olahraga. Semoga bermanfaat!