Anjing Bisa Membedakan Kondisi Psikologis Manusia, Penelitian: Mereka Tahu Kalau Kita sedang Stres
Ilustrasi anjing bisa mengenali pemiliknya sedang stres, temuan penelitian tentang hewan peliharaan anjing (Freepik/Lookstudio)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Anjing memiliki indra penciuman yang canggih. Selain diberdayakan menjadi anjing pelacak, pelatih anjing juga mengajari bagaimana mereka bisa mengendus berbagai penyakit. Menurut penelitian terbaru, anjing sebagai hewan peliharaan dapat mengenali ekspresi wajah dan gerakan manusia sehingga bisa mengenali bagaimana perasaan yang tak diungkapkan.

Melansir Psychology Today, Jumat, 30 September, anjing dapat mengenali seseorang yang sedang stres. Menurut penelitian yang dilakukan Clara Wilson dan rekannya dari Queen’s University di Belfast, melaporkan bahwa anjing dapat membedakan kondisi psikologis manusia termasuk ketika mereka sedang stres.

Peneliti mengatakan, mereka mempelajari apakah anjing yang dilatih dengan ‘paradigma diskriminasi aroma’ dapat membedakan ancaman psikologis yang dialami manusia lewat gabungan antara napas dan aroma keringat. Sampel ini diambil dari partisipan manusia yang mengalami induksi eksperimental atau keadaan terancam secara psikologis. Para partisipan diminta untuk memecahkan masalah aritmatika mental, ini bisa membuat mereka sangat stres.

anjing bisa mengenali pemiliknya sedang stres
Anjing bisa mengenali pemiliknya sedang stres menurut penelitian tentang hewan peliharaan anjing (Freepik/Drazen Zigic)

Para peneliti juga melatih 20 ekor anjing di Belfast. Empat aniing bernama Treo, Fingal, Soot, dan Winnie. Mereka digunakan untuk menguji seberapa baik mereka mendeteksi stres. Keempat anjing tersebut terpapar 36 sample napas dan bau yang dikumpulkan dan mampu membedakan antara sampel yang diambil. Mereka bisa membedakan pada tingkat awal ketika orang-orang tidak stres dan ketika stres.

Meskipun hanya 4 anjing yang dipelajari, tetapi data yang dilaporkan sangat kuat. Pada akhirnya jadi tahu bahwa anjing dapat mengendus keadaan psikologis pemiliknya.

Penelitian lainnya yang dilakukan peneliti dari Universitas Linköping Swedia, menunjukkan bahwa tingkat stres anjing sangat dipengaruhi pemiliknya, bukan sebaliknya. Ungkap peneliti, “Anjing sebagian besar mencerminkan tingkat stres pemiliknya.”

Para peneliti melihat konsentrasi hormon stres, kortisol pada anjing dan pemiliknya sebagai indikator stres. Tidak hanya mengenali pemiliknya sedang stres, ternyata anjing juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis pemiliknya.

Kedua penelitian yang dipaparkan di atas, sebenarnya menggambarkan hubungan antara stres dan emosi manusia serta hewan peliharaan mereka. Melansir Healthline, Greg Nelson, DVM., seorang dokter hewan di Central Veterinary Associates, Valley Stream, New York, mengatakan kalau secara intuitif membenarkan relasi psikologis yang memengaruhi pemilik dan anjing hewan kesangannya. Selain secara intuitif, hewan peliharaan punya relasi emosional juga dibuktikan secara ilmiah.