JAKARTA - Kepala Satpol PP dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Singkil, Ahmad Yani, membantah anggotanya menyiksa hingga bikin mati seekor anjing bernama Canon dari sebuah lokasi wisata di Pulau Banyak. Satpol PP bilang Canon mati karena stres.
Animal Defender yang mendapat kabar ini sudah terbang ke Aceh Singkil untuk mendapat kronologi detail mengenai persoalan kematian Canon. Namun Animal Defender tidak percaya kalau Canon mati karena stres.
Kelompok pecinta binatang ini memang percaya kalau anjing pun bisa stres. Namun kalau dianggap stres bisa membuat seekor anjing mati dalam waktu singkat, ini yang mereka tidak percaya.
"Tidak mungkin Canon mati dalam waktu singkat akibat stres," kata perwakilan Animal Defender, Doni Herdaru kepada VOI, Senin 25 Oktober.
Doni ikut bersama tim Animal Defender ke Aceh Singkil. Mereka akan dibantu oleh GP Ansor cabang Aceh Singkil untuk mengawal persoalan ini masuk ke proses hukum.
Doni yang sudah terlibat ribuan kali kasus advokasi penganiayaan binatang, yakin stres akan menyebabkan seekor anjing mati dalam jangka waktu yang lama.
Doni lebih yakin kalau Canon akhirnya mati akibat kepanasan atau Heat Stroke. Keyakinan dia merujuk pada durasi kematian Canon yang terbilang sangat singkat usai dibawa pergi. Apalagi melihat rekaman saat Canon dibawa oleh Petugas Satpol PP Aceh Singkil bukan dengan SOP yang benar.
Dikutip dari berbagai sumber, Heat stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika suhu tubuh anjing atau kucing sangat tinggi, biasanya melebihi 41 derajat Celcius. Kondisi heat stroke bisa menyebabkan respon peradangan di seluruh tubuh anjing atau kucing, dan memicu gagal organ penting di tubuhnya. Karenanya, kondisi heat stroke ini bisa berbahaya bagi mereka.
Kondisi heat stroke rentan terjadi pada anjing dan kucing ketika cuaca sangat panas, karena tubuhnya yang berbulu tidak mengeluarkan keringat dengan cara yang sama dengan manusia. Biasanya Heat Stroke pada anjing penyebabnya karena ditinggalkan di dalam mobil yang diparkir hingga di tempat yang tidak ada tempat teduh dan air.
"Ini yang paling penting, harus ada pemeriksaan kematian pada Canon. Masalahnya, sang pemilik saja tidak tahu dimana Canon dikubur oleh Satpol PP," beber Doni.
"Lagipula, Satpol PP tidak punya edukasi bagaimana cara evakuasi seekor binatang. Kenapa bukan dinas lain saja yang turun tangan," tandasnya.
BACA JUGA:
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Singkil Ahmad Yani, membantah pihaknya telah melakukan tindakan penyiksaan terhadap seekor anjing bernama Canon yang diamankan dari sebuah lokasi wisata di Pulau Banyak.
“Tidak ada penyiksaan yang dilakukan anggota di lapangan, anjing itu diduga mati karena stres seusai diamankan oleh anggota saat akan dibawa ke daratan,” kata Ahmad Yani.
Setelah dilakukan koordinasi dengan pemilik resort, kemudian petugas berupaya melakukan penangkapan menggunakan peralatan yang aman dan ramah hewan.
Karena kondisi anjing yang galak, anjing tersebut kemudian berusaha memberikan perlawanan ketika akan ditangkap petugas.
Karena kondisi tersebut, kemudian anjing tersebut dibujuk oleh pemilik dan kemudian anjing bernama Canon tersebut dimasukkan ke dalam keranjang, guna selanjutnya dibawa ke daratan di Singkil, ibu kota Aceh Singkil.
“Ada dua ekor anjing yang kita tangkap, nah ketika tiba di Singkil, satu ekor anjing ditemukan sudah mati. Sedangkan seekor anjing lainnya masih dalam keadaan hidup dan sehat,” katanya.
Ahmad Yani menduga anjing yang mati tersebut diduga stres dan bangkai anjing tersebut sudah dikuburkan setelah dirinya berkoordinasi dengan Sekdakab Aceh Singkil.