JAKARTA - Tim Animal Defender yang langsung bergegas ke Aceh Singkil begitu mendapat kabar seekor anjing bernama Canon mati, mulai mendapat persekusi verbal.
Hal ini diungkapkan perwakilan Animal Defender Doni Herdaru ketika diwawancara Kompas TV. Hadir juga saat itu Kepala Satpol PP dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Singkil, Ahmad Yani.
Doni menduga, rencana kedatangan mereka ke Aceh Singkil sudah diketahui. Awalnya dia tidak menduga kalau bakal satu kapal cepat dengan Kabid Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Aceh Singkil, Sukarni, saat mau menuju Aceh Singkil.
"Beliau sendiri yang teriak-teriak di samping saya sejak sebelum menyeberang dengan kapal cepat. Beliau terlihat di belakang saya tinggal di dalam kapal dan bilang 'kill kill canon'. 'Bagus Canon yang mati bukan dia'. Kata dia itu merujuk ke saya," tutur Doni, Selasa 26 Oktober.
"Kami tidak anti wisata halal, kami tidak anti syariat Islam, tapi hanya ingin memproses bagaimana caranya penanganan hewan itu. Hewan itu tupoksinya Dinas Peternakan, kenapa mereka tidak diturunkan?" lanjut Doni.
BACA JUGA:
Doni mengaku tidak gentar dengan ancaman itu. Karena apa yang sedang diperjuangkan supaya hewan sebagai salah satu mahluk hidup, berhak hidup. Doni berharap polisi memberi perlindungan kepada saksi-saksi, pemilik resor hingga orang yang merekam video itu.
"Jika saya mati di sini, tolong kawan-kawan lanjutkan perjuangan saya, laporkan saja," sambung dia.
Doni mendorong agar ada autopsi mayat Canon oleh kepolisian. Bahkan Animal Defender siapa membantu jika tidak ada peralatannya di Aceh Singkil.
Dari autopsi, akan bisa terlihat penyebab kematian Canon. Apakah dehidrasi atau terkena heat stroke.
"Karena kalau dilihat dari video, anjing Canon dimasukkan ke dalam keranjang buah terus ditutup, seperti anjing masuk ke dalam toples. Dari mana napasnya..." jelas Doni.
"Jangan macam-macam lah," tiba-tiba saja Ahmad Yani mengucapkan itu saat acara berlangsung.
"Kenapa pak, jangan macam-macam?" tantang balik Doni.
Bupati Aceh Singkil Larang Anjing di Pulau Banyak
Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid memastikan jajarannya di Satuan Polisi Pamong Praja tidak ada yang menyiksa anjing saat melakukan penertiban di sebuah resort di Pulau Banyak. Dulmusrid juga bilang penertiban anjing untuk maksimalkan konsep wisata halal.
"Terhadap tudingan adanya penyiksaan hewan saat dilakukan evakuasi seekor anjing di lokasi wisata Pulau Banyak, itu sama sekali tidak benar," kata Bupati Dulmusrid yang khusus oleh Antara, Senin 25 Oktober.
Kata dia, upaya penertiban hewan ternak, seperti anjing di sebuah resort oleh petugas Satpol PP di kawasan wisata Pulau Banyak, dilakukan secara persuasif dan sesuai standar operasional yang berlaku.
Kata Dulmusrid, sebelum mengevakuasi anjing dari lokasi resort, pemerintah daerah termasuk Pemerintah Aceh dan pihak kecamatan sudah berupaya melakukan sosialisasi terhadap adanya larangan keberadaan anjing di lokasi wisata.
Bahkan, kata dia, pemerintah daerah melalui pihak kecamatan di Pulau Banyak juga sudah melakukan teguran beberapa kali kepada pemilik resort agar tidak membiarkan anjing berkeliaran di lokasi wisata. Namun imbauan tersebut diacuhkan pemilik resort.