JAKARTA - Julia Roberts dan George Clooney membintangi serta menjadi produser untuk film terbaru mereka, Ticket to Paradise. Film ini bakal tayang di bioskop Indonesia mulai 30 September 2022.Berbekal pengalaman mereka di industri dan persahabatan mereka yang dekat, membuat film bersama perusahaan produksi Universal Pictures sangat lah dinantikan para penggemar.
Roberts dan Clooney masing-masing berperan sebagai Georgia dan David, pasangan yang menikah 25 tahun lalu. Mereka memiliki seorang putri bernama Lily (Kaitlyn Dever) dan kemudian berpisah setelah lima tahun.
Perceraian kian membuat hubungan mereka tidak harmonis. Mereka memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan demi menghindari interaksi satu sama lain. Meski demikian, hubungan keduanya dengan sang anak yang telah dewasa pun baik-baik saja.
Tepat saat Lily lulus kuliah, ia dan sahabatnya, Wren (Billie Lourd), memutuskan untuk berlibur sejenak ke Pulau Bali, sebelum akhirnya mereka kembali ke realita sesungguhnya, yaitu mencari pekerjaan. Lily sendiri berencana untuk masuk ke dunia hukum menyusul pendidikan terakhir yang ia tempuh.
Sesampainya di Bali, Lily bertemu dengan Gede (Maxime Bouttier), yang merupakan seorang pemuda lokal yang bekerja sebagai seorang petani rumput laut. Mereka pun jatuh cinta, dan seiring berjalannya waktu, keduanya pun akhirnya memutuskan untuk segera menikah. Lily pun ingin tinggal bersama Gede di pulau tersebut.
Mendapatkan kabar itu, Georgia dan David segera terbang ke Pulau Dewata, dan memutuskan untuk bekerja sama untuk menyabotase pernikahan untuk mencegah Lily dari menikah -- kesalahan yang sama yang mereka buat dua puluh lima tahun yang lalu.
Memiliki premis yang sederhana, membuat film ini menjadi ringan untuk diikuti. Sutradara Ol Parker (Mamma Mia! Here We Go Again) bekerja sama dengan penulis naskah Daniel Pipski terlihat sangat memanfaatkan pesona dan kedekatan dari dua aktor utamanya, yakni Clooney dan Roberts.
Ini adalah pertama kalinya kedua aktor dipasangkan di layar sejak film Money Monster (2016), dan ini adalah film komedi pertama mereka bersama sejak mereka membuat dua film "Ocean's Trilogy" garapan Steven Soderbergh.
Selain itu, ini adalah pertama kalinya dalam beberapa saat salah satu dari mereka berakting untuk proyek layar lebar. Peran terakhir yang dibintangi Roberts untuk film layar lebar adalah di Ben Is Back (2018). Sementara Clooney ada di The Midnight Sky (2020).
Dikutip dari ANTARA, Chemistry yang sudah terbentuk dari persahabatan seumur hidup mereka serta kiprah panjang mereka di dunia akting pun membuat penonton mudah untuk menyambut mereka kembali, terutama mengingat betapa effortless keduanya saat beradu peran, maupun di belakang layar.
Menyaksikan tingkah Georgia dan David sebagai sepasang orang tua yang bersatu demi sang anak pun terkadang begitu menggemaskan. Bagaimana mereka berusaha untuk terlihat akur padahal hati mereka bergejolak untuk menghindar; bagaimana cinta masih tetap bisa bersemi walaupun kini mereka sudah berjarak.
Rasanya juga menyegarkan melihat film komedi romansa ini berfokus pada cerita cinta sepasang kekasih yang sudah tidak bersama. Namun, film juga memberikan bumbu cerita cinta anak muda melalui perjalanan Lily dan Gede.
Bisa dibilang, memerankan Lily adalah sesuatu yang baru untuk diikuti dari Kaitlyn Dever, yang sebelumnya lebih dikenal melalui proyek film dan serial yang rebel bahkan cukup berat. Beberapa film yang ia bintangi antara lain Short Term 12 (2013), Beautiful Boy (2018), Booksmart (2019), serial "Unbelievable" (2019) dan serial "Dopesick" (2021).
Melihat Dever berperan sebagai gadis muda yang ambisius namun juga penuh kehangatan, menjadikan film ini sangat mudah untuk dinikmati. Selain itu, ada juga aktor Indonesia Maxime Bouttier sebagai Gede, yang bisa dibilang mampu mengimbangi dinamika dengan Dever. Beberapa interaksinya dengan Roberts dan Clooney pun cukup natural dan sesekali membuat penonton tersenyum gemas.
Inti dari daya tarik rom-com adalah kenyataan bahwa setiap orang dapat menebak akhir ceritanya. Keberhasilan dari film komedi romansa tergantung pada waktu, lelucon, dan situasi lucu dalam perjalanan ke penegasan cinta dan asmara yang akrab dan menghibur.
Setelah memulai dengan awal yang menjanjikan, Ticket to Paradise masih bisa dinikmati, namun, hanya saja terkadang terdapat momen-momen yang kurang pas penempatannya. Meski demikian, film tetap mampu memberikan senyum dan tawa yang cukup bagi penonton yang mencari hiburan pelarian sederhana.
Fakta menarik dari Ticket to Paradise berada di set lokasinya. Meski berlatarkan Pulau Bali, film ini diproduksi di Kepulauan Whitsunday, Queensland, Australia. Hal ini dilakukan karena film dibuat saat pandemi COVID-19 menghantam dan terdapat berbagai kebijakan serta pembatasan mobilitas dan kegiatan yang melibatkan orang banyak. Sehingga, pengambilan gambar lokasi di Bali tidak mungkin dilakukan.
Walaupun tidak dilakukan langsung di Bali, bisa dilihat bahwa seluruh kru produksi menghormati dan mencoba yang terbaik untuk membawa keindahan pulau dengan berbagai budaya dan alamnya.
BACA JUGA:
Ticket to Paradise benar-benar terlihat seperti "surga" dengan gambar yang dipoles dengan indah oleh sinematografer Ole Bratt Birkeland (Judy) dan desainer produksi Owen Paterson (The Matrix).
Penata kostum Lizzy Gardiner (Hacksaw Ridge, The Adventures of Priscilla, Queen of the Desert) juga memberikan kontribusi yang baik untuk menciptakan tempat indah tersebut, yang rasanya menyenangkan untuk dikunjungi banyak pemirsa dengan senang hati dalam durasi 104 menit.
Ada juga komposer Lorne Balfe (Black Widow, The Florida Project) yang membawa penonton larut untuk menikmati film dan kesenangan di dalamnya.
Secara keseluruhan, Ticket to Paradise bisa menjadi pilihan hiburan bagi Anda yang menyukai film ringan dengan sentuhan komedi dan asmara di dalamnya -- atau bisa menjadi obat rindu bagi pecinta Julia Roberts dan George Clooney, dan hangatnya Pulau Dewata.