JAKARTA - Sutradara Salman Aristo dan Arie Kriting sudah mendalami industri hiburan sejak lama. Namun mereka mengakui ada beberapa hal yang masih perlu adaptasi, salah satunya menulis komedi.
Dunia komedi di industri hiburan sangat berkembang dari waktu ke waktu. Tidak hanya adaptasi, para sineas dan komedi juga diekspektasikan untuk menghadirkan komedi yang relevan.
“Yang paling penting dari komedi adalah (kita) berangkat dari penikmat dan penggemar berat. Bagi saya komedi bukan sekadar membuat orang ketawa, tapi lebih dari itu,” kata Salman Aristo dalam diskusi panel bersama Netflix baru-baru ini.
Arie Kriting juga merasa pasar komedi juga memiliki kriteria sendiri. Alhasil seorang sineas harus menentukan definisi komedi yang mereka hadirkan lewat serial atau film.
“Komedi itu soal referensi dari masa lalu dan sekarang. Tapi apa yang paling ideal adalah kita paham target pasarnya seperti apa,” kata Arie Kriting.
BACA JUGA:
“Komedi harus membahagiakan, itu value yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagai seorang komedian, banyak hal yang ingin saya angkat selama tujuannya adalah membuat bahagia dan tidak menyinggung orang lain, karena cara berkomedi yang baik adalah dengan mengetahui konsekuensinya,” jelasnya.
Kristo Immanuel yang aktif sebagai konten kreator juga setuju. Sebagai lawan main Arie Kriting dalam The Big 4 juga menambahkan bahwa komedi bukan soal menghibur.
“Hati yang gembira bisa menjadi obat untuk orang lain. Dan komedi tidak harus membuat ketawa saja, tapi komedi juga bisa membuat orang aware,” tambah Kristo Immanuel.
Salman Aristo, Arie Kriting, dan Kristo Immanuel adalah tiga nama yang masuk ke dalam proyek serial dan film Waktu Netflix Indonesia.
Salman Aristo akan menghadirkan serial komedi Klub Kecanduan Mantan sementara Arie Kriting dan Kristo Immanuel beradu peran dalam film Timo Tjahjanto, The Big 4.