Bagikan:

JAKARTA - Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkaita Bangsa (PKB) terkesan setelah menonton film Pesantren. Film karya Sutradara Shalahuddin Siregar itu menunjukkan bagaimana para santri tak terkukung aturan ketat sebagaimana pesantren dikenal di masyarakat dengan menampilkan sisi kesenian dan kemajuan perkembangan zaman.

"Saya benar-benar terharu dan bangga. Filmnya orisinil, asli, dan lebih asli lagi (pesantren sebagai objek film), belum berubah seperti waktu saya masih kecil," katanya Cak Imin di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin, 1 Agustus.

Dia menilai, banyak pengambilan angle gambar yang sangat orisinil. Bahkan ada kamera tersembunyi yang tidak diketahui santri, sedang diambil gambarnya.

Muhaimin juga mengapresiasi film Pesantren, karena mampu menyuguhkan pesan-pesan, ajaran-ajaran dan juga kajian-kajian yang berkembang di pesantren hingga terekspos dengan sangat bagus.

Menurut dia, Pesantren merupakan film dokumenter, tapi dengan menyajikan alur yang sangat menarik. “Harapan saya, animo masyarakat melihat secara langsung. Dan saya juga menilai subtitle tadi benar-benar bagus menjelaskan alur film,” katanya.

Sutradara Salahuddin Siregar mengatakan keinginan untuk membuat dokumenter berdurasi dua jam adalah jawaban atas kekuatiran stigma tersebut.

"Saya pernah membuat film pada tahun 2012 ketika anak perempuan dimasukkan pesantren muncul stigma itu keputusan yang salah. Karena pesantren adalah sumber radikalisme," ujar Salahuddin di Epicentrum, Senin, 1 Juli.

Dia berharap film Pesantren dapat menunjukkan bahwa kekuatiran itu tidak ada. Justru yang ada adalah bagaimana pesantren berupaya melindungi perbedaan.

"Ada beberapa adegan yang berulang seperti tafsir Ar Rahman dan Ar Rahim. Ini untuk menunjukkan pengajaran di pesantren itu tidak radikal," tegasnya.