JAKARTA - Widy Vierra hadir sebagai bintang tamu podcast Deddy Corbuzier untuk menceritakan pengalamannya mengalami pelecehan sekesual. Cinta Laura hadir untuk mendampingi sahabatnya tersebut.
Widi dilecehkan beberapa tahun silam saat jalan seorang diri di kawasan Jakarta Selatan. Widi mengira, perjalanan itu akan aman karena banyak pedagang di pinggir jalan. Hingga akhirnya ada mobil berhenti dan beberapa orang menariknya ke dalam mobil tersebut.
"Jadi ada orang yang pick up (menculik) gitu, gak tahu gue siapa intinya, dan terus mereka juga lagi mabok kan. Daerahnya memang daerah orang party kan,” kata Widy di kanal YouTube Deddy Corbuzier dikutip Jumat, 24 Juni.
Widy berusaha menjelaskan statusnya sebagai publik figur agar bisa dibebaskan. Namun, bukan hal mudah sampai akhirnya para penculik itu menurunkan Widi. Widi tak bisa menahan tangis ketika mengingat kembali peristiwa itu.
"Take your time. We can stop," ucap Cinta Laura.
Dedy Corbuzier juga langsung meminta tim untuk jeda syuting. "I'm sorry. Kita bisa jeda," timpal Deddy Corbuzier.
Tapi tangis Widy Vierra justru semakin menjadi. Usai tangis Widy Vierra terhenti, Cinta Laura juga mengutarakan ekspresi sakit hatinya ihwal korban pelecehan seksual.
"Ini yang bikin aku sangat sakit hati dan marah. Di negara kita korban pelecehan saking takutnya untuk speak up, mereka yang minta maaf," ucapnya.
Pendapat Cinta mendapat banyak dukungan dari warganet. Mereka mengapresiasi tindakan Cinta memeluk Widi.
"Saya sepakat dengan Cinta Laura, dalam kasus pelecehan seksual, masyarakat kita memang memiliki kecenderungan menyalahkan korban. Menurut saya, hal ini disebabkan stigma yang dibangun sejak lama bahwa korban perkosaan dan korban pelecehan, adalah aib: aib bagi dirinya sendiri, aib bagi keluarga, dan lingkungan sosialnya. Bahkan, stigmatisasi ini seringkali melahirkan solusi ngawur bagi korban-korban perkosaan dan pelecehan tersebut, yakni dinikahi oleh pelaku. Tindakan ini dianggap mampu meminimalisir aib yang diderita korban," tulis akun Kronik Nusantara di kolom komentar.
BACA JUGA:
"Sialnya, solusi ngawur ini tak jarang muncul dari pihak keluarga korban sendiri. Perasaan traumatis dan hak-hak kemanusiaan korban justru terabaikan. Memang harus ada sosok yang bisa mem "break up" kebodohan ini. Siapa pun dia, para pelaku pelecehan atau pemerkosaan harus dihukum sesuai undang-undang. Dan untuk para korban, harus disupport dan ditemani agar berani speak up dan melanjutkan hidup," lanjutnya.
“Terkadang kamu harus biarkan hidup membalikkanmu, sehingga kamu bisa belajar bagaimana hidup dengan benar. Tetap tersenyum, bahkan dalam mimpi terburukmu, karena tidak ada yang tahu apa yang sedang kamu alami,” tulis Bang Tampue.