Tamu Agung, Pergelaran Indonesia Kita yang Menandai Kebangkitan Seni pada Era Normal Baru
Pertunjukan lakon "Tamu Agung" (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA – Seniman Butet Kartaredjasa dan penulis Agus Noor kembali menggelar pertunjukan seni teater. Kali ini gelaran bertajuk Indonesia Kita ini digabung dengan musik dan tari.

Pentas kali ini menampilkan lakon "Tamu Agung" yang digelar di Ciputra Artpreneur Theater pada 17 hingga 18 Juni 2022.

"Kebetulan ini adalah upaya merefleksikan situasi hari ini. Ketika banyak pemimpin, pejabat, petinggi, pesohor yang tiba-tiba ingin menjadi pemimpin. Lalu tergambarlah trik berbagai cara dilakukan agar dipilih," kata Agus Noor selaku penulis "Tamu Agung" yang dijumpai Antara di Jakarta Selatan, Jumat malam, 17 Juni.

"Mereka memahami bahwa untuk menjadi pemimpin itu harus dapat restu dari Tamu Agung. Jadi, bagaimana ambisi, harapan juga siasat itu dalam bayangan imajinasi mereka. Akhirnya mereka tahu, siapa sesungguhnya Tamu Agung," sambungnya.

Dalam pertunjukan ke-36 yang ditulis serta disutradarai oleh Agus Noor ini, Indonesia Kita menampilkan para aktor dan aktris panggung Indonesia. Mulai dari Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Marwoto, Akbar, Marsha Timothy, Endah Laras, Mucle, Yu Ningsih, Woro Mustiko, F. Nadia, Mia Ismi, Yolanda Nainggolan, Joned, Wisben, dan Joind Bayuwinanda.

Kemunculan mereka didukung oleh para penari dari Dansity Dance Company dan pemusik dari kelompok Jakarta Street Music.

Lakon "Tamu Agung" megisahkan tentang suatu daerah yang akan merayakan keberhasilan kota tersebut serta purna tugas sang pemimpin yang sudah menjabat selama dua periode. Menjelang perayaan, datang utusan dari pusat mengabarkan akan datangnya Tamu Agung tanpa menyebut sosok sebenarnya sang tamu ini.

Untuk berjaga-jaga, para pejabat kota pun mempersiapkan segalanya supaya semuanya tampak beres. Kedatangan Tamu Agung itu ternyata membuka banyak hal yang selama ini ditutupi oleh kota itu. Semua orang seperi ingin memanfaatkan kedatangan Tamu Agung untuk kepentingannya sendiri-sendiri.

Kepanikan ini dimanfaatkan salah satu pegawai pemerintah yang kemudian menyuruh seorang gelandangan perempuan berpura-pura sebagai Tamu Agung dan mendandaninya sedemikian rupa.

"Semoga pertunjukan ini menjadi bagian dari kenormalan baru bagi kehidupan pertunjukan seni kita. Di mana kita mencoba beradaptasi dengan situasi pasca pandemi," pungkas Agus.