Kebiasaan Makan Sehat dari 8 Negara di Seluruh Dunia
Ilustrasi kebiasaan makan yang sehat (Unsplash/Kyle Head)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Setiap negara memiliki kebiasaan makan yang dipercaya bermanfaat untuk kesehatan. Selain melakukan penyesuaian dengan iklim dan sumber bahan makanan, di negara-negara ini juga menghitung porsi ataupun komposisi dari hidangan. Apakah Anda memiliki kebiasaan sehat dalam mengkonsumsi menu makanan? Berikut bisa jadi referensi, kebiasaan makan dari delapan negara di seluruh dunia yang dianggap menyehatkan.

1. Makan secara lambat di Prancis

Ternyata jumlah porsi dipengaruhi cara makan. Di Prancis, momen makan sangat dinikmati dan dilakukan secara perlahan. Dilansir WebMD, Minggu, 5 Juni, kebiasaan itu dapat menyebabkan lebih sedikit kalori, terutama untuk pria. Artinya, Anda bisa meluangkan waktu untuk menikmati setiap suap dari makanan Anda sehingga jumlah kalori tak banyak dikonsumsi.

2. Porsi lebih kecil di Jepang

Hidangan kecil berarti meminimalisir jumlah kalori yang dikonsumsi. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa orang yang makan porsi lebih besar cenderung kelebihan berat badan dan kurang sehat. Sup sebagai makanan pembuka dengan banyak air, membuat Anda lebih cepat kenyang dan puas dengan menu makanannya. Dalam diet tradisional Jepang, mereka tidak banyak makan daging merah. Penelitian mengutarakan bahwa kebiasaan makan ini menyehatkan.

kebiasaan makan yang sehat
Ilustrasi kebiasaan makan yang sehat (Unsplash/Kalyani Akella)

3. Makanan berbumbu rempah di India

Makanan India sarat dengan bumbu dan rempah-rempah. Seperti kunyit, jahe, daun kari, dan kapulaga. Bahan-bahan rempah tersebut tinggi kandungan antioksidan dan hal baik untuk kesehatan Anda. Makanan berempah juga memberikan sedikit rasa hangat dalam tubuh meski makan dalam porsi sedikit.

4. Makan makanan segar di Mediterania

Anda tentu mengenal jenis diet Mediterania, yang mana menu berasal dari real food atau bahan-bahan segar sesuai musim. Ini merupakan diet tradisional Yunani yang terbukti dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker. Menunya antara lain buah-buahan dan sayuran segar, lebih banyak keju daripada susu, dan lebih banyak ikan daripada daging. Mereka juga menambahkan dressing rendah lemah seperti minyak zaitun.

5. Minum anggur merah di Italia

Sebuah studi menunjukkan bahwa minum alkohol dalam jumlah sedang dapat menurunkan kemungkinan penyakit jantung. Tetapi kuncinya, satu gelas wine sehari untuk perempuan dan dua gelas untuk pria. Jika lebih dari itu, bisa berakibat buruk bagi kesehatan Anda.

kebiasaan makan yang sehat
Ilustrasi kebiasaan makan yang sehat (Unsplash/Stefan Johnson)

6. Makanan difermentasi di Norwegia

Fermentasi merupakan salah satu cara dalam pengawetan makanan. Selain juga variasi dalam mengolah sumber daya alam yang bisa dikonsumsi. Makanan yang difermentasi juga menghasilkan probiotik baik yang mempengaruhi pencernaan hingga suasana hati. Di Norwegia, mereka memfermentasi ikan trout hingga satu tahun dan menyajikannya mentah. Beberapa negara lain juga mengolah makanan dengan fermentasi, seperti buah, sayur, susu, dan daging.

7. Mencampur makanan di Korea

Di restoran Korea, menyajikan acar sayuran, sup, pangsit, kubis, kimchi, daging, telur, ikan, dan babi. Semua sajian tersebut dalam sekali makan. Makanan dengan berbagai variasi dapat menambah minat selain juga memberikan lebih banyak nutrisi. Tetapi perlu menghitung porsi, agar makan tak terlalu banyak.

8. Makan dengan roti di Swedia

Tidak semua roti bisa dianggap sama, mengandung karbihidrat sederhana. Di Swedia, roti gandum utuh cenderung tidak meningkatkan kadar gula darah dibanding roti putih lainnya. Dan roti yang dibuat dari biji gandum utuh mengandung lebih banyak serat yang membantu kerja pencernaan.

Dari delapan referensi di atas, manakah yang paling sering Anda cicip? Tentu salah satunya ada yang paling disuka.