JAKARTA - Republik Mimpi/BBM, acara parodi yang dahulu sempat bercokol di televisi swasta nasional kini muncul kembali dalam kanal YouTube Republik BBM. Acara edukasi politik ini punya alasan sendiri mengapa pilih tayang di sosial media dibanding TV.
"Pertimbangannya 2024 sudah masuk isu politik. Kita mikir mau tayang lagi. Awalnya mau tayang di TV gitu, lalu diskusi dulu sama Effendi Gazali kita lihat acara ILC yang begitu sangat bangus, rating bagus, kenapa kok pindah ke YouTube," ujar Iwel Sastra, pembaca acara Republik Mimpi saat dihubungi Sabtu, 30 April.
"Pasti ada sesuatu yang membuat progam seperti itu tidak bisa tayang di TV karena tayang di YouTube. Sekarang pun berdasar hasil survei kita tahu bahwa orang melihat di sosial media. Jadi kita putuskan tayang di YouTube," lanjutnya.
Menurutnya, sudah saatnya ada lagi edukasi politik yang menghibur tapi tetap mengkritik dan ujung-ujungnya persatuan. "Jangan sampai berselisih politik malah berujung ke penjara. Harus tetap kritis dan jenaka. Nomer satu kita jaga supaya nggak ada celah melanggar UU ITE. Kita belajar supaya pendukung pemimpin nggak sampai melaporkan. Kami belajar juga diksi, model humor dipelajar, jangan sampai ada urusan di luar dugaan," katanya.
Episode pertama, lanjut Iwel, merupakan progam uji coba. Keseriusan penggarapan Republik Mimpi akan dilanjutkan usai Lebaran.
"Kami awalnya ngajak buka bersama buka bersama, kemarin perdana syuting. Dicoba dulu, melihat respon. Nanti habis lebaran rutin," harapnya.
BACA JUGA:
Antusiasme penonton membuatnya lebih semangat syuting ke depan. "Responnya positif jadi kami suka. Dilihat dari analityc ternyata milenial juga ikut nonton. Senang, ini PR kami bagaimana bisa eksis dan viral di media sosial," tegasnya.
Kanal YouTube, lanjunya, juga memberikan kemungkinan untuk lebih mengembangkan acara. Apalagi personil yang mengisi acara tersebut cukup banyak.
"Progam ini tantangannya adalah pemainnya banyak, penggarapan banyak orang, harus pakai studio berkelanjutan. Seminggu sekali bisa. Nggak tahu nanti kalau responnya bagus. Sama kayak progam lain, kita tayangkan full. Variannya bisa dimainkan. Di YouTube lebih leluasa," kata Iwel Sastra.