JAKARTA - Denada Tambunan memutuskan pindah ke Singapura sejak 2018. Dia rela meninggalkan karir dan semua miliknya demi kesembuhan Aisha atau Shakira Aurum. Putri tunggalnya divonis menderita leukimia.
Penyakit leukimia atau lebih tepatnya leukemia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam sumsum tulang. Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif.
Dunia Denada terguncang kala itu, ditambah pandemi membuatnya tak bisa bolak-balik Singapura-Indonesia untuk bekerja. Tapi Denada pantang menyerah, baik untuk putrinya maupun untuk hidup dirinya sendiri. Dia mendapat jalan keluar lewat zumba.
Dimulai dari hobi lalu menjadi instruktur dan membuka kelas online, Denada kini menjadi brand ambasador salah satu jenis olahraga tersebut. Bersamaan dengan pulihnya Aisha, Denada bisa kembali ke Indonesia untuk bekerja.
Tiga tahun mendampingi sang putri jelas bukan pekerjaan yang mudah. Tapi tak sulit juga untuk dilakukan Denada sebagai soerang ibu. Tak ada pilihan menyerah, Denada berjuang habis-habisan.
"Aku rasa semua ibu enggak cuma aku. Kalo kita ngomongin soal anak, kita lakuin hal yang sama cuma perjuangannya beda-beda. Kalo udah ngomongin soal anak enggak mungkin enggak bisa, semuanya buat anak," ujar Denada saat berbincang virtual dengan VOI, 4 Maret.
Segera kembali ke Singapura, Denada menahan rindu pada anaknya yang menetap di sana. "Alhamdulillah kabar baik. Sampai saat ini aku masih di Jakarta. Aku udah di sini masuk bulan ketiga dan Insya Allah beberapa hari lagi pulang ke Singapura. Kabar baik sehat dan betul-betul senang dengan perjuangan tiga bulan di indonesia. Ini kali pertama aku kembali ke Indonesia setelah tiga tahun enggak pulang. Alhamdulillah bersyukur. Sangat menantikan pulang ke singapura ketemu Aisyah," katanya.
Tiga bulan di Indonesia, Denada tidak sedang berlibur. Dia keliling Indonesia untuk memperkenalkan Zumba, olah raga yang membuatnya kuat baik secara fisik maupun mental untuk menghadapi semua cobaan yang ada.
"Aku tidak pernah membayangkan, enggak pernah nyampe angan-anganku dapat kepercayaan. Rezeki yang luar biasa. Menyandang sebuah posisi sebagai BA dari sebuah brand ini bisa dibilang brand mendunia. Brand zumba ini olahraga yang masyaAllah dicintai di indonesia," katanya.
Denada mengangap pekerjaannya sebagai pekerjaan rumah, lelah pun dijalani karena dia ingin membagikan pengalaman pribadinya. "Olahraga zumba yang begitu dicintai itu dilakukan oleh banyak sekali masyarakat indonesia. Aku bisa membawa hal lebih baik. Entah bagaimana caranya tapi aku pribadi merasa zumba ini passionku yg aku lakukan selama bertahun-tahun. Aku selalu merasa ada ikatan dengan zumba dan ternyata ketika aku menjadi BA dan instructor, aku bisa ketemu keluarga baru baik zumba lover atau pelaku zumba. Ternyata ikatan ini bukan cuma aku yang punya tapi ternyata banyak sekali yang lain. Most of them mereka merasa zumba membantu mereka in a way or another. Baik fisik atau target bugar," jelasnya.
Zumba menjadi 'pelarian' Denada saat penat di Singapura. Awalnya, Denada hanya pecinta saja. Tapi ketika zumba bisa membantu mentalnya tetap sehat, Denada merasa terikat dengan olahraga zumba.
BACA JUGA:
"Karena aku menjadikan zumba ini dalam tanda kutip pelarianku, karena hidup kita kadang up kadang down tapi kalo aku butuh semangat tambahan yang membuat aku kuat lagi, merasa mampu lagi menghadapi apapun salah satunya olahraga zumba," kenangnya.
Di depan apartemen tempat Denada tinggal ada kelas zumba reguler. "Jadi kalo misalnya aku butuh quick fix aku datang ke situ. Setiap kali aku melakukan zumba, aku merasakan vibe yang positif, luar biasa. Dan energi bukan cuma dibawa zumba instructor tapi juga zumba lovers atau partisipan. Dan itu infectious banget gitu. Kita saling memberikan energi satu sama lain sehingga ketika selesai itu kita berkeringat luar biasa hatinya happy, fokus lagi semangat lagi dan I’m ready now. Hal ini aku lakukan secara reguler selama sekian lama aku di Singapura. Bahkan aku lebih banyak waktu di Singapura daripada di Indonesia, terangnya.
Dari pecinta, Denada mencoba mendapat sertifikat sebagai instruktur zumba. Arah hidupnya berubah dari penyanyi jadi pelaku olahraga.
"Aku selalu merasa seorang zumba instructor itu such a rockstar. Wow dia berdiri di situ dia di depan kita dengan segala aura positifnya dan membiarkan kami semua yang ikut jadi diri sendiri. Aku melihat zumba instructor mempunyai peran yang luar biasa karena dia telah menolong aku, 10 orang atau 20, atau 30 atau 50 orang yang ada di kelas sama aku untuk merasa lebih baik, merasa lebih happy, merasa lebih bugar, membantu mencapai goal kami dalam kesehatan dan buat aku itu hal yang baik yang dia lakukan setiap hari," jelasnya.
Memulai dari Nol, dari Instruktur Jadi Brand Ambasador Zumba
Ketika Denada dipercaya menjadi zumba instructor dan kemudian menjadi brand ambasador, Denada lebih bersyukur. Dia bisa mendapat kebahagiaan dobel, sehat fisik dan finansial.
"Aku nikmati setiap detiknya, aku syukuri dan yang tidak aku berhenti sampai sekarang adalah terus mengasah diri aku sendiri gitu. Karena aku punya tugas, keinginan-keringinan yang mudah-mudahan bisa direalisasikan dan untuk itu aku tau aku harus terus belajar terus cari ilmu dan berlatih dan memulai semua dari 0 lagi," kenangnya.
"Oke aku mungkin di dunia entertainment sebagai musisi aku sudah punya pengalaman sekian tahun tapi jadi instructor aku itu masih banyak butuh belajar. Jadi masih dalam proses dan bismillah insya Allah jadi hal yang baik," paparnya.
Denada menganggap olahraga zumba ini happy work out, paling tak berasa olahraga. Zumba adalah olahraga yang efektif, olahraga kardio yang melatih memperkuat otot-otot jantung, paru-paru dan tentunya melatih hal-hal lain yang kita butuhkan dalam hidup misalnya mental, memory, aginity yang secara fisik memang harus dilatih.
"Hal yang paling menyenangkan dari zumba adalah kita kayak aku selalu bilang kayak party bugar nah ini hal yang aku rasa walaupun kita tahu olahraga itu menyenangkan dampak positif itu mengeluarkan hormon bahagia dimana hormon ini membuat kita terasa lebih nyaman, lebih enak, lebih bahagia, lebih contented, percaya diri dan segala macem," terangnya.
Seolah jodoh, Denada kini menggabungkan kemampuannya menari dan menyanyi untuk zumba. Karirnya pun sebagai entertaimen kembali pulih setelah sempat mati suri ditinggal untuk pengobatan putrinya.
"Pertama, zumba ada basic menarinya, yang kedua itu adalah musik. Musiknya itu selalu menyenangkan karena aku background-nya musik dan musik itu adalah passion aku jadi di saat aku menemukan sebuah olahraga dimana olahraga itu menggabungkan 3 passion aku itu membuat aku mencintai olahraga ini. I can see like i’m doing it forever," tegasnya.
Memulai tantangan baru di usia 40-an jelas bukan perkara mudah. Apalagi banyak yang anggapan orang olahraga zumba itu untuk anak-anak muda. Denada melawan itu dan membuktikan dia bisa.
"Zumba kayaknya lebih ke anak-anak muda 20 tahun 18 tahun, tapi nggak gitu. Asal tau aja, aku punya satu orang partisipan yang selalu ada di setiap kelas aku. Mau aku bikin kelas online dimanapun, beliau pasti hadir. Kalo aku bikin kelas offline di Jakarta, beliau pasti hadir. Umur beliau 60 lebih. Dan beliau masih rajin sampai sekarang masih sehat masih bugar dan olahraga yang dia lakukan hanya olahraga zumba," tuturnya.
Secara psikologis, Denada bahagia karena merasakan efek dari happy hormons saat menjadi zumba instructor. "Pada saat aku tahu aku punya participant yang menanti aku yang selalu rajin datang ke kelas aku dan share kelas zumba itu telah menolong mereka . Itu membuat aku merasa i’ve done something good today," paparnya.
Tak ada badai yang tak reda, Denada merasa bisa melewati badai hidupnya dengan baik. Kini sang putri sudah sembuh dan menetap di Singapura. Di sela kesibukannya mengantar Aisha sekolah, Denada bisa tetap berkata dengan bolak-balik Indonesia.
"Tuhan memberikan aku satu kesempatan berbuat hal baik hari ini, menyenangkan orang lain, membantu orang lain dan di saat rasa-rasa ini di Singapura rasanya serba menantang. Kita helpless kayak seperti haduh betapa menantang menyulitnya semua ini. Bagaimana caranya saya bisa melalui semua ini. Pertanyaan seperti itu. Jadi mungkin secara psikologi membuat aku merasa bahagia di saat aku merasa helpless, tapi Allah izinkan aku membuat impact dalam hidup orang. There is no such thing as giving up karena selalu ada jalan selalu ada cara," jelasnya.
Diakui Denada, dia pernah merasa helpless. Seolah tak punya jalan keluar dengan menjual aset-aset yang dimilikinya untuk pengobatan Aisha.
"Yang paling sulit adalah aku di sana kan praktis cuma berdua sama Aisyah dan kita menjalani ini dari tahun 2018 dimana di tahun 2020 tiba-tiba pandemi jadi kayak wah pr-nya nambah nih dengan segala keadaan tiba-tiba yang kita tiba-tiba harus menyesuaikan. Yang paling menantang di saat aku berada di situasi yang helpless kayak kita tidak tahu apa yang terjadi kan itu yang terjadi selama pandemi. Semua serba ketidakpastian. Kita gak bisa prediksi kapan aku bisa kerja lagi, kapan aku bisa balik ke Indo dan show lagi. Kapan aku mulai mencari nafkah secara normal," tanyanya.
Tapi Tuhan memberikan jawaban dengan indah. Semangat pantang menyerah Denada disambut dengan kesempatan berkarya lagi sebagai penyanyi.
"Entertainment sampe sekarang masih aku lakukan masih aku jalani banget aku baru aja dengan JFlow aku baru launch lagu baru judulnya Lagu Batak," kata Denada.
Lagu Batak adalah salah satu karya lahir di salah satu masa tersulitku di Singapura. "Lagi pandemi, nggak bisa balik ke Indonesia, kesulitan secara finansial, tapi alhamdulilah Allah izinkan aku punya karya dibantu JFlow. Itu hal yg aku juga bersyukur banget gitu kepada Allah. Bahasanya Batak dan pertama kali aku ngerap bahasa batak tapi yang bikin lagunya orang Ambon. Jadi ini hal yang luar biasa ya, di Indonesia itu seperti itulah hal yang kita banggakan sekali," katanya.
Rejeki Denada kini kembali, Tuhan tak meninggalkan orang yang terus berusaha. Secara beruntun, setelah merilis Lagu Batak, kini lagu yang berjudul Nasi Goreng menjadi playlist official resmi Zumba. Ini adalah pertama dan satu-satunya lagu Indonesia yang masuk playlist official zumba.
"Zumba ini mempunyai playlist official resmi dimana isinya lagu-lagu latin karena memang itulah format olahraga zumba. 80 persen dari lagu yg kita bawakan itu latin dan work rhythm tapi ada lagu bhangra juga middle east, kpop juga tapi pertama kali ada lagu Indonesia. Ada lagu resmi zumba. Ini dikeluarkan resmi oleh zumba dan tergabung dalam zin (zumba instructor network) dan ini lagu aku," terangnya dengan semangat.
Nasi Goreng merupakan lagu Denada dalam Duo Wildeones bareng sama Jesse Wilde. "Kita punya satu lagu judulnya Nasi Goreng genre edm dan lagu ini jadi lagu Indonesia pertama yang berhasil masuk official zumba. Lagu ini didengar dan dimasukan ke playlist kelas zumba oleh zumba instructor di seluruh dunia di setiap negara ada," ujar wanita kelahiran 19 Desember 1978 ini.