JAKARTA - Matter Halo merilis album keduanya berjudul Nightvision pada Kamis, 27 Agustus. Kerinduan Matter Halo mendengarkan musik yang mereka sukai sejak 60’an hingga tahun 2000-an adalah ide pertama mereka dalam menggagas album ini.
Duo Ibnu Dian dan Ganidra Rai mulai berdiskusi tentang diri mereka sendiri dan isu-isu sosial di sekitar mereka. Butuh waktu 2 tahun untuk merampungkan segala proses pembuatan Nightvision sampai materinya menjadi matang.
“Sebelum kita memulai produksi album kedua, Nightvision, kami sampai pada titik dimana kami agak merindukan pengalaman musik yang benar-benar kami dengarkan ketika masih muda,” kata Ibnu, vokalis Matter Halo melalui rilis pers yang VOI terima.
Tetapi hal itu terpuaskan sebab mereka mengeksplorasi segala genre yang mereka sukai. Dengar saja, Runway Lights yang menjadi trek pembuka akan mengingatkan kita pada band indie tahun 2000’an.
BACA JUGA:
Atau coba dengarkan sentuhan Minang yang berpadu dengan genre pop dalam trek In The Room yang berisi suara Elly Kasim, penyanyi yang sering membawakan lagu-lagu minang. Album ini akan membuat pendengar teringat akan genre pop yang mendominasi selama tahun 2000'an.
Seluruh trek dalam album Nightvision seakan berdiri dengan konsepnya sendiri. Sebuah pengalaman yang menyenangkan untuk menemukan eksplorasi baru Matter Halo dalam rilisannya.
Reuben Wu dari grup Ladytron ikut andil dengan membuat artwork khusus untuk album Nightvision. Sementara itu, ada juga Greg Calbi, mastering engineering yang sebelumnya mengerjakan musik milik Tame Impala, Bon Iver, dan John Mayer.
Alhasil, Nightvision menjadi langkah baru Matter Halo agar lebih dikenal di pasar internasional di tengah ramainya arus persaingan musisi lokal.
Merayakan perilisan album Nightvision, Matter Halo mempersembahkan sebuah video musik Red Light yang merupakan lagu utama dari album ini.
Album Nightvision dari Matter Halo bisa didengarkan di seluruh layanan musik digital. Tonton video musik Red Light dari Matter Halo di bawah ini: