Bagikan:

JAKARTA - Studi terbaru telah mengungkap manfaat menghabiskan waktu di luar ruangan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Baik di luar rumah, maupun di lingkungan dengan banyak pepohonan, keduanya memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan.

Terlepas dari nuansa ini, sebagian besar peneliti setuju bahwa anak-anak yang bermain di luar ruangan terbukti lebih pintar, lebih bahagia, lebih perhatian, dan kurang cemas daripada anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan. Meskipun tidak jelas bagaimana tepatnya fungsi kognitif dan peningkatan suasana hati terjadi, ada beberapa hal yang Anda perlu ketahui tentang mengapa alam baik untuk pikiran anak-anak, melansir Childmind Institute, Kamis, 6 Januari.

Membangun kepercayaan diri

Cara anak-anak bermain di alam memiliki struktur yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan jenis permainan dalam ruangan. Ada banyak cara untuk berinteraksi dengan lingkungan luar, dari halaman belakang ke taman hingga jalur hiking atau danau sekitar. Orang tua hanya bertugas membiarkan anak memilih bagaimana ia memperlakukan alam dengan tindakannya sendiri.

Menambah kreativitas dan imajinasi

Gaya bermain yang tidak terstruktur ini juga memungkinkan anak-anak berinteraksi secara bermakna dengan lingkungan sekitar. Buah hati dapat berpikir lebih bebas, merancang aktivitas sendiri, dan mendekati dunia dengan cara yang inovatif.

Mengajarkan tanggung jawab

Makhluk hidup mati jika diperlakukan dengan buruk atau tidak dirawat dengan baik. Mempercayakan anak untuk menjaga makhluk hidup yang hidup di alam sama halnya dengan mengajari mereka untuk belajar tanggung jawab dengan menyirami tanaman atau mengetahui risiko jika bunga dicabut dari akar.

(Ron Lach/Pexels)

Memberi rangsangan berbeda

Alam mungkin tampak kurang menarik dibandingkan video game. Tapi kenyataannya, bermain di alam bisa mengaktifkan lebih banyak indera. Misalnya, dapat melihat, mendengar, mencium, dan menyentuh lingkungan luar. ”Semakin jarang kaum muda menghabiskan waktu mereka di lingkungan terbuka, maka indra mereka akan makin menyempit.” ujar Richard Louv, penulis buku Last Child in the Woods: Saving Our Children From Nature-Deficit Disorder. “Dan ini bisa mengurangi pengalaman manusia berinteraksi dengan alam,” tutup Louv.

Itu membuat anak-anak bergerak

Sebagian besar cara berinteraksi dengan alam melibatkan lebih banyak gerak daripada duduk. Anak tidak harus bergabung dengan tim sepak bola setempat atau bersepeda melintasi taman. Cukup jalan kaki di luar ruangan bisa membuat darahnya terpompa. Olahraga tidak hanya baik untuk tubuh anak-anak, tetapi bisa membuat mereka lebih fokus, yang terutama bermanfaat bagi anak-anak dengan ADHD.

Mengasah pikiran anak

Louv mengatakan bahwa alam menciptakan rasa takjub yang unik bagi anak-anak. Fenomena alam yang terjadi di pekarangan dan taman sehari-hari membuat anak bertanya-tanya tentang bumi dan kehidupan di dalamnya.