Mengapa Abu Jenazah Laura Anna Dilarung ke Laut Setelah Dikremasi? Ini Alasannya
Ilustrasi abu jenazah dilarung (iStockphoto)

Bagikan:

JAKARTA – Abu jenazah Laura Anna telah dilarung ke laut oleh keluarganya hari ini, Jumat, 17 Desember. Keluarga langsung melarung setelah selesai melakukan proses kremasi sehari sebelumnya.

Kremasi adalah cara pemakaman di mana unsur-unsur tubuh diperabukan. Setelah jenazah dikremasi, keluarga perlu memutuskan apa yang harus dilakukan dengan abunya. Lantas apa pentingnya melarungkan abu atau memperlakukan sisa proses pengabuan dengan cara tertentu?

Setiap tradisi dan atau setiap keluarga memiliki gagasan masing-masing tentang makna dari abu kremasi. Menyimpan abu dalam guci yang indah kemudian mengubur dengan upacara, menyimpannya di rumah atau dalam ceruk kolumbarium, dan melarungkannya di tempat tertentu adalah gagasan-gagasan yang diputuskan oleh keluarga.

Paling menonjol adalah kepercayaan Hindu di India yang mana memiliki tradisi panjang dan terhormat untuk menebarkan abu orang-orang terkasih di Sungai Gangga. Keyakinan tentang keselamatan hingga ke nirwana dipegang kuat ketika melarungkan abu di sungai suci tersebut.

Mengutip laman Urns Northwest, Jumat, 17 Desember, di banyak daerah perkotaan seluruh penjuru dunia, melarungkan abu dapat mewakili pertimbangan lingkungan mengenai konservasi lahan. Ketika abu dilarungkan, tidak membutuhkan lahan pemakaman sehingga bisa menjadi pilihan yang membantu penyampaian kepedulian terhadap lingkungan.

Beberapa simbol yang berkaitan dengan melarung abu jenazah setelah dikremasi antara lain, melepaskan orang terkasih, melepaskan kesedihan, pembebasan, menggambarkan kepribadian yang bebas, membebaskan jiwa orang yang dicintai, koneksi dengan tempat tertentu, mengantarkan dalam lingkaran kehidupan yang dipercaya sebagai proses reinkarnasi.

Setiap pihak atau keluarga dapat menemukan dan menciptakan makna dari melarungkan abu jenazah. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Wall Street Journal, misalnya, seorang wanita bernama Michelle Paris melarungkan abu suaminya di pantai California Selatan yang berangin. Paris memaknainya sebagai ciuman selamat tinggal terakhir dari suaminya.

Setelah proses kremasi, abu orang yang dicintai dilarung ke gunung atau di tengah laut, sebuah keluarga tidak hanya ingin mengatakan satu hal. Tidak hanya melepaskan tetapi menciptakan memori khusus. Mereka kembali ke Bumi, dan pihak keluarga merayakan kebebasan mereka. Ini lebih dari memenuhi keinginan orang yang dicintai, tetapi juga mengekspresikan dan memproses kesedihan.

Kakak Laura Anna sempat menceritakan keinginan adiknya untuk dikremasi jika meninggal dunia.  Greta Iren menceritakan obrolan dengan sang kakak ketika saat itu dalam situasi bercanda. Namun, keluarga akhirnya memutuskan memenuhi permintaan itu.